KABARMASA.COM, AMBON – Sebagai upaya mendorong transisi energi terbarukan sesuai dengan tujuan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) dan mendorong pencapaian target Rencana Strategis, maka Provinsi Maluku membentuk Forum Energi Maluku (FEM).
Melalui Forum ini, dilaksanakan kegiatan 1st Maluku Energi Forum 2024, dengan tema “Bersinergi Mempercepat Transisi Energi di Maluku”, pada Rabu (20/11/2024) yang dibuka oleh Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie di Hotel Santika Premier Ambon.
Kegiatan yang dilaksanakan hingga Kamis (21/11/2024) ini dihadiri juga oleh Forkopimda Provinsi Maluku, Koordinator Investasi dan Kerjasama, Bupati Walikota se-Maluku, Rektor Unversitas Pattimura dan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Maluku, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, GM PT PLN Maluku Maluku Utara, Pimpinan OPD dan para Pemangku Kepentingan di Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku hingga Kabupaten/Kota se-Maluku, Pimpinan Instansi Vertikal, Program Manager NZMates, serta Perwakilan Kedutaan Besar Selandia Baru untuk Indonesia yang mengikuti secara daring.
Sebagai daerah yang didominasi oleh laut, Sadali mengatakan Maluku kaya akan Sumber Daya Alam, yang dapat menawarkan peluang besar investasi untuk dikembangkan, salah satunya adalah minyak dan gas bumi, serta energi baru dan terbarukan seperti panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, tenaga air dan biomassa.
“Kondisi geografis ini juga memberikan tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur energi, terutama jaringan distribusi dan transformasi, olehnya itu Forum Energi Maluku penting untuk didukung dalam rangka mengembangkan energi baru terbarukan yang berkelanjutan di daerah 1000 pulau ini,” ujar Sadali.
Ia mengatakan, potensi energi baru terbarukan di Maluku cukup melimpah, diperkirakan total daya yang dapat dihasilkan sebesar 6537 mega watt, atau 6,5 giga watt, potensi ini berasal dari energi baru, tenaga surya, panas bumi, air dan bio energi, dari potensi tersebut baru termanfaatkan sebesar 1,26 mw atau 0.019% yang berasal dari energi surya, sehingga perlu didorong pemanfaatannya.
“Provinsi Maluku memiliki 16 cekungan migas dimana 14 tereksplorasi, 1 dalam tahapan pengembangan yakni blok masela, serta 1 cekungan minyak berproduksi yakni Bula dan Non Bula, diperlukan percepatan pemanfaatan gas bumi untuk industri di wilayah Maluku,”
Ia menjelaskan, rasio elektrifikasi Provinsi Maluku pada September 2024 mencapai 97,59%, dimana PLN 96,77%, Non PLN 0,56%, dan rasio dari sumber energi terbarukan mencapai 0,27%, namun Ia mengatakan, capaian tersebut masih di bawah capaian rata-rata nasional yang mencapai 99,78% pada akhir Triwulan III tahun 2024.
“Capaian bauran energi baru terbarukan (EBT) Provinsi Maluku tahun 2023, sebesar 11,94%, masih jauh dari target dalam Rencana Energi Daerah 27,30% di tahun 2025 dan 43,20% di tahun 2050,” terangnya.
Dari apa yang disampaikan Sadali berharap FEM, dapat merumuskan kebijakan pengelolaan energi yang tepat agar mencapai kemandirian energi yang berkelanjutan, guna memastikan pasokan energi yang cukup stabil dan terjangkau serta ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat di Maluku, yang dirangkum dalam sebuah roadmap swasembada energi untuk lima tahun kedepan sebagai arah dan tujuan pengelolaan energi jangka panjang di daerah.
“Hal ini sejalan dengan Asta Cita kedua Presiden yakni, memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru,” ungkap Sadali.
Sebelum menutup sambutannya, Sadali atas nama Pemerintah Provinsi Maluku, mengucapkan selamat atas dilantikan FEM, diharapkan semoga dapat bersinergi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan baik. (Diskominfo Maluku)