KABARMASA.COM, JAKARTA- SMP Negeri 102 Jakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri Sekolah Standar Nasional yang ada di Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Beralamat di Jl. Sederhana, RT.2/RW.6, Gedong, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13760. Sekolah dengan jenjang dari kelas 1-3 SMP ini memiliki 18 kelas dengan jumlah siswa mencapai 648 orang. Memiliki fasilitas yang lengkap seperti ruang kelas serta media penunjang yang memadai, mushola, perpustakaan, ruang konseling, UKS, lab computer, kantin, koperasi, ruang konseling serta lapangan olahraga yang memadai.
SMP NEGERI 102 Mulai dibangun pada tahun 1975 dan selesai pada tahun 1976 dan mulai digunakan untuk kegiatan belajar mengajar sebagai sekolah di Jakarta.
Peran Orang Tua dalam Proses Pendidikan Anak di SMP Negeri 102 Cijantung
Peran orang tua dalam mendidik anak sangat penting karena juga merupakan tanggung jawab terbesarnya. Peran orang tua mendidik anak melibatkan lebih dari sekadar memberikan rasa aman dan percaya diri saja. Mungkin banyak orang tua yang keliru mempercayai bahwa pendidikan anak-anak mereka sepenuhnya berada di tangan guru. Karena sejatinya, pendidikan pertama seorang anak dimulai dari rumah.
Anak-anak akan cenderung menirukan apa saja yang dilakukan oleh orang tuanya. Jadi orang tua harus bisa memberikan keteladanan dan kebiasaan sehari-hari yang baik sehingga dapat dijadikan contoh bagi anaknya. Keteladanan dan kebiasaan yang baik itu, sebaiknya diberikan oleh orang tua sejak dari kecil atau kanak-kanak karena hal itu dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak selama masa pertumbuhannya.
Pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan anak bukanlah hal yang sepele karena pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap individu yang hidup agar dapat bertahan menghadapi perkembangan zaman. Seperti saat ini orang tua semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak mereka sejak dini. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak terbukti memberikan banyak dampak positif bagi anak. Banyak yang mencapai kesuksesan setelah mereka menginjak usia dewasa dan terjun ke dalam dunia sosial yang sebenarnya. Peran aktif orang tua tentu saja perlu didukung oleh komunikasi yang baik antara orang tua dan pihak sekolah.
Beberapa orang tua mungkin berpikir bahwa tindakan keras adalah cara yang tepat untuk menangani anak-anak yang mengatakan mereka tidak suka sekolah atau tidak ingin mengerjakan pekerjaan rumah. Namun, orang tua yang menjaga sikap positif tentang pendidikan lebih cenderung memberikan pandangan cerah itu kepada anak. Jadi sebisa mungkin komunikasi kita dengan sang anak juga harus baik agar tidak ada miss comunication tentang pentingnya pendidikan dan apa saja yang harus dilakukan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagi murid.
Peran orang tua siswa dalam proses Pendidikan di SMP 102 Cijantung dapat dilakukan dengan cara salah satunya adalah dengan mendampingi anak belajar dirumah, mendukung segala aktifitas anak baik dalam hal akademik maupun non akademik. Peran orang tua juga dibutuhkan di sekolah Ketika ada kegiatan di sekolah yang melibatkan orang tua seperti pengambilan rapor anak, rapat kegiatan sekolah dsbnya. Ini supaya orang tua siswa mengetahui perkembangan sang anak selama di sekolah melalui gurunya sebagai pengganti orang tua di sekolah.
Keterlibatan Orang Tua Dalam Pembelajaran Anak Di SMP Negeri 102 Cijantung
Keterlibatan orang tua sangat penting bagi anak karena memberikan keterlibatan berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak. Dengan keterlibatan orang tua maka, akan membantu anak dalam perkembangan linterasi, intelektual, motivasi dan prestasi anak. Namun sebaliknya, jika anak tanpa arahan dan bimbingan dari orang tua tidak akan bisa berjalan dengan sendirinya. Dengan adanya keterlibatan orang tua, anak akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang akan mendoktrin anak menjadi pribadi yang lebih baik
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangat dibutuhkan untuk fasilitas kebutuhan lingkungan belajar anak dan keikutsertaan orang tua dalam program pembelajaran anak disekolah. Keterlibatan orang tua telah muncul sebagai salah satu topik yang paling penting dan sering dibicarakan di kalangan pendidikan. Keterlibatan orang tua dirumah dalam pembelajaran anak sangat membantu guru dalam memberikan stimulus yang tepat kepada perkembangan anak. Seperti yang dikemukakan oleh White & Coleman menyatakan bahwa keterlibatan orang tua merupakan aktivitas yang dilakukan orang tua dan guru untuk kebutuhan belajar anak disekolah supaya terwujutnya suasana sekolah yang lebih baik serta memperbaiki perilaku dan sikap antaraorang tua dengan guru.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak didik dimulai dari pendidikan dalam keluarga dengan memberikan lingkungan yang aman dan sehat, pengalaman belajar yang sesuai, dukungan, dan sikap yang positif tentang sekolah. Kegiatan belajar di rumah dapat membimbing orang tua untuk membantu anak dalam mengerjakan berbagai hal seperti pekerjaan rumah dan meningkatkan keterampilan anak. Menemani anak belajar dari rumah, terlibat dalam kegiatan di sekolah, dan membentu anak dalam membuat keputusan terkait masalah akademik merupakan beberapa kegiatan keterlibatan orang tua dirumah. Keterlibatan orang tua ketika mendampingi anak belajar di rumah memiliki satu permasalah yaitu waktu yang terbatas. Meskipun demikian, mereka mengatakan akan tetap berusaha untuk tetap mendampingi anak dalam belajar di rumah. Hal ini selaras dengan penelitian yang menyatakan bahwa orang tua sebagai pendidik utama bagi anak selama belajar di rumah. Orang tua disini harus menyediakan waktu, lingkungan belajar yang menyenangkan untuk anak, dan sumber belajar yang beragam agar anak tetap dapat mengembangkan kemampuannya dan mencapai tugas-tugas perkembangan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak di SMP Negeri 102 Cijantung.
Latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh terhadap berhasilnya Pendidikan anak. Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai ilmu, wawasan serta perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya. Meskipun orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan rendah tidak menutup kemungkinan untuk sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Hal ini kembali ke kesadaran diri masing-masing orang tua anak. Seperti pendapat yang disampaikan oleh Anwar dan Ahmad (2009:9) mengatakan bahwa pertumbuhan otak anak ditentukan oleh bagaimana cara orang tua mengasuh dan memberi makan serta menstimulasi anak pada usia dini yang sering disebut critical period.
Selain latar belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi keluarga juga berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan Pendidikan anak. Ekonomi orang tua yang baik dapat memberikan fasilitas Pendidikan untuk anak belajar. Seperti Pendidikan anak jenjang SMP biasanya sudah menggunakan gadget untuk menunjang pembelajarannya karena mereka bisa mengakses soal-soal yng berbeda yang diajari di sekolah dan bisa mendapatkan informasi pembelajaran yang lebih luas dan juga ada beberapa orang tua sudah memberikan fasilitas tambahan berupa bimbingan belajar pada Lembaga Pendidikan diluar sekolah guna menunjang pembelajaran anak itu diluar sekolah dan rumah. Selain itu suasana mood anak dan orang tua juga berpengaruh dalam meningkatkan kualitas Pendidikan anak. Jika mood anak dan orang tua dalam hal pembelajaran dirumah dalam keadaan baik pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
Dampak Peran Orang Tua Terhadap Prestasi Akademik Dan Perkembangan Karakter Anak Di SMP Negeri 102 Cijantung.
Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa, maka peranan orang tua adalah mendorong, memberi semangat, membimbing, dan memberi teladan yang baik pada anaknya. Selain hal itu, perlu suasana hubungan dan komunikasi yang lancar antara orang tua dengan anak-anak serta keadaan keuangan keluarga yang tidak kekurangan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan kelengkapan belajar anak. Hal-hal tersebut ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Beberapa peran orang tua terhadap prestasi akademik dan pengembangan karakter anak di SMP Negeri 102 bisa dilakukan dengan cara:
Memberikan Dorongan (Motivasi Belajar Anak) Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, dengan kata lain hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Karena motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukumpertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi.Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal:
1) Mengetahui apa yang akan dipelajari, dan
2) Memahamimengapa hal tersebut patut dipelajari.
Dengan berpijak pada ke dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sardiman mengemukakan bahwa ada tiga motivasi sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego involvement, memberi, ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman,hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui Membimbing Belajar Anak Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalammeraih cita-cita. Dengan demikian, penentuan tujuan belajar itu sebenarnya harus dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik siswa itu sendiri.
Orang tua harus mengerti cara belajar yang paling cocok untuk anak mereka. Ada baiknya orang tua menyesuaikan keinginan mereka sesuai kemampuan anak. Cara berkomunikasi, baik dengan kata-kata maupun perbuatan orang tua menentukan apakah si anak berhasil atau gagal. Keberhasilan anak dapat terwujud saat orang tua menunjukkan keyakinan bahwa si anakmampu. Ciptakan suasana dimana anak merasa diterima, dihargai dan disayangi oleh orang tuanya.
Pelayanan bimbingan belajar adalah untuk membantu siswa yang mengalami masalah di dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar yang dihadapinya. Di dalam memasuki proses belajar dan situasi, supaya anak dapat belajar dengan baik, kebutuhan yang diperlukan dalam belajar harus dipenuhi.
Memberi Teladan yang Baik
Ahli-ahli ilmu jiwa dan sosiologi sudah jelas mengetahui, bahwa sebegitu jauh tenaga yang palingpotensial untuk membuat anak anak itu menjadi mahluk sosial, ialah dengan belajarnya anak-anak itu dengan mengamati apa yang diperbuat orang lain, istimewa orang tua. Charles Schaefer menyatakan teladan atau “modelling” adalah yang berhubungan dengan contoh teladan dari orang tua untuk anak-anak, dengan perbuatan dan tindakannya sehari-hari. Anak-anak adalah peniru yang terbesar di dunia. Mereka terus-menerus meniru apa yang dilihat mereka dan menyimpan apa yang mereka dengar. Contoh teladan dapat lebih efektif dari bahasa sendiri karena teladan itu menyediakan isyarat-isyarat nonverbalyang berarti, yang menyediakan suatu contoh yang jelas untuk ditiru.
Secara sosiopsikologis, keluarga berfungsi sebagai berikut:
1) Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya,
2) Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis,
3) Sumber kasih sayang dan penerimaan,
4) Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik,
5) Pemberi bimbingan bagi perkembangan perilakunya secara sosial yang dianggap tepat,
6) Pembantu anak dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam rangka menyesuaikan diri terhadap kehidupan,
7) Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan, motor, verbal, dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri,
8) Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat.
9) Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, dan
10) Sumber persahabatan (teman bermain) anak, sampai mencapai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan di luar tidak memungkinkan
Untuk itu selaku orang tua harus dapat menjadi figur yang patut ditiru oleh anak-anaknya atau menjadi teladan bagi anak-anaknya. Ayah dan ibu sebagai pendidik bertugas untuk terus menerus mendidik mengamat dan berupaya meneladani perilaku yang baik dalam menjalankan tugasnya. Upaya-upaya tersebut akan mengarahkan anak dan seluruh keluarga meyadari tujuan hidupnya, menyadari apa yang diharapkan oleh lingkungannya, dengan menumbuhkan caracara memainkan peran dalam meletakkan aspirasi dalam cita-cita bangsanya, dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya.
4. Komunikasi yang Lancar dengan Anak
Salah satu karakteristik aktivitas yang menyokong aktifitas belajar yang tinggi bagi anak-anaknya yaitu lembut namun menetapkan batas-batas fleksibel dalam mengatur tingkahlaku anak-anaknya. Orang tua yang sukses dalam menunjang proses dan prestasi anak dalam belajar adalah orang tua yang bersikap lembut dan ramah terhadap anak, tetapi mempunyai aturan tentang tingkah laku anak. Komunikasi yang efektif dengan anak disebut komunikasi dialogis. Komunikasi dialogis dilakukan dengan dialog-dialog yang penuh kehangatan dan keakraban dengan anak-anak. Dengan komunikasi dialogis, dunia anak dapat dibaca oleh orang tua sehingga mereka dapat menjelaskan pada anak tujuan yang dinginkan untuk kepentingan.Orang tua dapat menjelaskan tujuan untuk diterima secara rasional oleh anak.Anak yang menerima dapat mengapresiasi upaya orang tua.
Berdasarkan kajian teori di atas, jelaslah bahwakomunikasi antara orang tua dan orang dengan anak yang menggunakan bahasa yang sopan serta penuh keramahan. Dengan komunikasi tersebut, mereka yang terlibat di dalamnya dapat saling menghadirkan diri dan mempertautkan diri sehingga memudahkan anak untuk berimitasi dan mengidentifikasi dirinya. Begitu juga halnya dalam kegiatan belajar, orang tua hendaklah selalu berkomunikasi dengan anak guna mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dalam belajar.
5. Memenuhi Kelengkapan Belajar Anak
Adanya kelengkapan belajar anak di rumah sangatlah mempengaruhi hasil belajar anak di sekolah. Dan siapapun akan sependapat bahwa fasilitas dan perabot belajar ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang. Kelengkapan belajar anak di rumah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelengkapan belajar yang bersifat materil, seperti, buku-buku pelajaran, ruangan belajar, alatalat tulis, meja belajar, dan kursi.
Orang tua yang tidak menyediakan atau melengkapi alat belajar dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Pelaksanaan pendidikan seorang siswa harus mempunyai buku-buku, pakaian, ruang belajar, alat tulis menulis dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut orang tua harus dengan segala upaya menyediakan kebutuhan tersebut agar anak bisa belajar dengan baik. Fasilitas belajar yang menunjang akan menentukan hasil belajar siswa.
Orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajar. Fasilitas belajar tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar. Fasilitas belajar yang dimaksud tentu saja berhubungan dengan masalah materil berupa kertas, pensil, buku catatan, meja dan kursi, mesin ketik (bagi mahasiswa), kertas karbon. Agar anak bisa belajar dengan baik seorang siswa harus ruang belajar. Untuk memenuhi kebutuhan orang tua harus dengan segala upaya menyediakan kebutuhan agar anak bisa belajar dengan baik.
Perbedaan Signifikan Dalam Peran Orang Tua Berdasarkan Latar Belakang Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Budaya Keluarga Di SMP Negeri 102 Cijantung
Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa di SMP Negeri 102 Cijantung akan berpengaruh terhadap adanya fasilitas belajar bagi siswa. Hal ini disebabkan oleh kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana atau peralatan belajar. Karena dengan tidak tersedianya sarana belajar akan dapat menyurutkan keinginan siswa untuk belajar.
Syaifullah (1981:97) mengemukakan bahwa status sosial orang tua anak pada suatu ketika dapat menentukan sikap mereka terhadap pendidikan atau peranan pendidikan dalam kehidupan manusia, status ekonomis menentukan kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas belajar yang diperlukan anak dalam menelaah bahan pelajaran disekolah.
Faktor fasilitas belajar yang diberikan orang tua pada anak-anaknya memegang peranan yang penting dalam suatu proses belajar. Jika orang tua dapat memberikan atau menyediakan fasilitas yang memadai bagi anak-anaknya, maka akan timbul dorongan dan hasrat dalam diri anak untuk belajar lebih baik. Anak akan menyadari kegunaan dan tujuan yang hendak dicapai dari suatu mata pelajaran tertentu apabila mereka memiliki fasilitas yang sangat lengkap.
Siswa yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi orang tua rendah tidak dapat memenuhi semua fasilitas belajarnya. Sedangkan siswa yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi tinggi semua fasilitas belajarnya terpenuhi sehingga mereka memiliki motivasi untuk belajar menjadi lebih baik. Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai akan mendorong mereka untuk berkonsentrasi dalam belajar dan dapat mencapai cita-cita.
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa karena keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai mahluk sosial di dalam hubungan interkasi dengan kelompoknya. Segala kegiatan yang dilakukan oleh anak merupakan cerminan dari apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Sebagai orang tua harus dapat memotivasi anaknya agar mereka dapat belajar semaksimal mungkin agar mereka pendapatkan prestasi yang maksimal pula. Ahmadi (2002:258) mengatakan bahwa prestasi anak-anak dalam keluarga yang rendah status sosial ekonominya pada akhir kelas pertama adalah lebih tinggi dari pada prestasi anak-anak dari keluarga status ekonominya yang mencukupi. Hal ini terjadi karena anak-anak dilatar belakang belakang sosial ekonomi yang rendah lebih cepat menyesuaikan dirinya dengan sebuah tugas atau pekerjaan yang baru, dari pada anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi yang mencukupi.
Lebih lanjut, Slameto (2003:63) menyatakan bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlingdungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Apabila fasilitas belajar anak dapat terpenuhi, maka kegiatan belajar menjadi lancar dan tidak terhambat sehingga prestasi belajar anak menjadi meningkat karena fasilitas belajar dapat terpenuhi membuat mereka menjadi fokus dalam kegiatan belajar. Orang tua dengan latar belakang sosial ekonominya tinggi mempengaruhi tingkat pemahaman terhadap pentingnya pendidikan bagi anak, sehingga mereka akan menciptakan suasana rumah yang kondusif terhadap kegiatan belajar anak di rumah untuk mendorong mereka agar mempunyai motivasi dalam belajar. Apabila mereka termotivasi dalam belajar, maka mereka akan mencapai prestasi yang maksimal. Latar belakang sosial ekonomi orang tua akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, apabila mereka termotivasi untuk belajar, karena tanpa belajar seorang siswa tidak akan mungkin mendapatkan prestasi yang maksimal.
Strategi Yang Dapat Diterapkan Oleh SMP Negeri 102 Cijantung Untuk Meningkatkan Keterlibatan Orang Tua Dalam Mendukung Kualitas Pendidikan Anak
Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak merupakan faktor krusial yang memiliki dampak besar pada kesuksesan akademik dan perkembangan pribadi peserta didik. Ketika orangtua aktif terlibat dalam kehidupan sekolah anak, tercipta hubungan sinergis antara rumah dan sekolah yang mendukung perkembangan holistik anak. Partisipasi orangtua tidak hanya berarti hadir di acara sekolah, tetapi juga melibatkan diri dalam mendukung pembelajaran dan mengajarkan nilai-nilai positif di rumah. Artikel ini akan membahas mengapa keterlibatan orangtua di sekolah sangat penting. Untuk itu SMP Negeri 102 Cijantung selaku tempat pembelajar siswa dapat menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendukung kualitas Pendidikan anak diantaranya adalah:
Pertemuan Orangtua dan Guru: Orangtua diundang untuk menghadiri pertemuan rutin dengan guru dan staf sekolah. Pertemuan ini bertujuan untuk berbicara tentang kemajuan akademik anak, evaluasi perilaku, serta membahas kebutuhan khusus atau tantangan yang dihadapi siswa.
Program Orangtua Guru Kelas: Beberapa sekolah mengadakan program kelas khusus bagi orangtua, di mana mereka dapat memahami lebih lanjut tentang kurikulum, metode pengajaran, dan harapan sekolah terhadap siswa. Program ini juga dapat memberikan tips dan strategi bagi orangtua dalam mendukung pembelajaran anak di rumah.
Komite Orangtua: Sekolah dapat membentuk komite orangtua yang bertugas untuk membantu dalam perencanaan acara, program, dan kegiatan di sekolah. Komite ini juga dapat membahas isu-isu penting dan memberikan masukan kepada pihak sekolah.
Donasi dan Dana Sumbangan: Orangtua dapat berpartisipasi dengan memberikan donasi atau dana sumbangan untuk mendukung program-program sekolah, seperti pengadaan peralatan, bantuan beasiswa, atau kegiatan ekstrakurikuler.
Ikut serta dalam Kegiatan Sekolah: Orangtua dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sekolah, seperti kegiatan olahraga, seni, atau kegiatan sukarelawan. Ikut serta dalam kegiatan ini dapat mempererat ikatan antara sekolah dan keluarga, serta menciptakan hubungan yang positif.
Mengikuti Presentasi dan Seminar: Beberapa sekolah menyelenggarakan presentasi atau seminar mengenai topik-topik yang relevan dengan pendidikan dan perkembangan anak. Orangtua diundang untuk hadir dan mendapatkan wawasan yang bermanfaat.
Kolaborasi dalam Penanganan Masalah: Ketika anak mengalami tantangan atau masalah di sekolah, guru dan orangtua dapat bekerja sama untuk mencari solusi terbaik. Kolaborasi dalam penanganan masalah ini dapat membantu anak merasa didukung secara holistik.
Mendukung Pembelajaran di Rumah: Orangtua dapat mendukung pembelajaran di rumah dengan menyediakan lingkungan yang kondusif, memberikan dukungan emosional, dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar anak di rumah. Partisipasi orangtua di sekolah bukan hanya bermanfaat bagi prestasi akademik anak, tetapi juga menciptakan iklim sekolah yang inklusif dan mendukung. Kolaborasi antara sekolah dan orangtua merupakan kunci dalam memastikan perkembangan dan kesuksesan anak secara menyeluruh.
referensi:
(Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta)
(Elida Prayitno.1989.Motivasi dalam belajar. Jakarta:P2LPTK)
(Suyono. A. PENGARUH LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR YANG DIMEDIASI OLEH FASILITAS BELAJA)
Tugas Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Ananda Putriani, S.Pd., M.
Kelompok I:
1. Adam Valentino Al Fitrah Noval/ NIM 231083057
2. Bunga Regina Azzarah/NIM 231083031
3. Achmad Baihaqy/NIM 231083033
4. Rahmadetya Irawan Putra/NIM 231083043
5. Angga Kurniahadi/NIM 231085039
6. Dicky Febriyanto/NIM 231085042
7. Timbul Harapan Nauli Sihotang/NIM 231085043
8. Prasya Putri Ramadhani/NIM 231085057
9. Frederick M.Y. Sopacuaperu/NIM 231085062