KABARMASA.COM,
JAKARTA - Dalam kalender masehi, Idul Adha. Hari besar keagamaan bagi umat muslim ini jika dalam kalender
Islam diperingati setiap tanggal 10 Zulhijjah. Idul Adha atau juga biasa
disebut Idul Kurban tentunya juga memilih sejarah panjang dimana dikisahkan
pada zaman Nabi Ibrahim AS saat akan menyembelih putranya, Ismail, sebelum
akhirnya diganti dengan seekor kibas (domba) oleh Allah SWT.
Sebelum masuk ke sejarah kurban, Ibadah kurban bisa dimaknai dengan sebuah
bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Perintah untuk berkurban ini telah digariskan oleh Allah SWT dalam Alquran:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : 1-2).
Perayaan hari raya Idul Adha tidak lepas dari pemotongan hewan kurban. Asal
mula kurban berawal dari lahirnya nabi Ismail A.S. Pada saat itu
dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim A.S tidak memiliki anak hingga di masa tuanya,
lalu beliau berdoa kepada Allah.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang
yang saleh.” (QS Ash-Shafaat (37) : 100).
Sewaktu Nabi Ismail A.S mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim A.S mendapat
mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Mimpi seorang nabi adalah
salah satu dari cara turunnya wahyu Allah SWT, maka perintah yang diterimanya
dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim A.S. Nabi Ibrahim A.S pun
akhirnya menyampaikan isi mimpinya kepada Ismail untuk melaksanakan perintah
Allah SWT untuk menyembelih Ismail.
Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail
menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah
engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Ash-Shafaat: 102)
Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Dan
beliau berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani
perintah itu. Sungguh mulia sifat Nabi Ismail A.S. Allah memujinya di dalam
Al-Qur’an:
“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di
dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia
adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam (19) : 54)
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan.
Nabi Ismail A.S pun siap menaati instruksi ayahnya. Nabi Ibrahim A.S dan Nabi
Ismail A.S nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka
dalam menjalankan perintah itu.
Saat Nabi Ibrahim A.S hendak mengayunkan parang, Allah SWT lalu menggantikan
tubuh Nabi Ismail A.S dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari
Surga, yang berwarna putih, bermata bagus, bertanduk.
“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat (37) : 104:107).
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa
perintah pergorbanan Nabi Ismail A.S itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim
A.S dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan ketaatan Mereka kepada Allah
SWT. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi
Ibrahim A.S telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya
untuk berbakti melaksanakan perintah Allah SWT.
Sedangkan Nabi Ismail A.S tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menjalankan
perintah Allah SWT dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan kepada
orang tuanya.
Dari sinilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada
tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia. Wallahu A’lam Bishsawab.