KABARMASA.COM, JAKARTA - Jembatan
yang seharusnya menjadi sarana akses penghubung yang di gadang menambah roda
perekonomian rakyat. Kendari pemerintah Kabupaten Bekasi telah menggelontorkan
miliaran rupiah, tiga jembatan penghubung di kecamatan muara gembong tak
kunjung rampung bahkan sudah mangkrak
Jembatan Kuning Muara Gembong
Jembatan
yang membentang sungai citarum ini sudah bertahun – tahun mangkrak, pada tahun
2017 pemkab bekasi menggelontorkan anggaran sebesar Rp. 17 miliar untuk
pembangunan jembatan penghubung Desa Pantai Mekar dengan Desa Pantai Bakti
tahap pertama yang di laksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(DPUPR) saat ini sudah berganti.
Keudian,
pada tahun 2019 Pemkab Bekasi kembali melontarkan anggaran sebesra Rp. 43
miliar, proses lelang dan tenderpun sudah di lalui, sayangnya pada saat
pelaksanaan pekerjaan dihentikan lantaran ada ijin atau rekomendasi yang belum
di terbitkan. Alhasil jembatan itupun mangkrak hingga saat ini.
Jembatan Depan Desa Pantai Mekar
Jembatan
yang di gadang – gadang pembangunan jembatan bisa beroperasi secepatnya untuk
beraktivitas. Kali ini masyarakat desa pantai mekar muara gebong sepertinya
harus bersabar dan menunggu lama lagi.
Niat
pembangunan Pemkab Bekasi memang tak telihat main – main bagaimana tidak,
Pemkab bekasi membangun dua jembatan sekaligus di desa pantai mekar sayang nya,
pembangunan jembatan sekaligus di Desa Pantai Mekar. Sayangnya, Pembangunan
jembatan penghubung antar desa itu kembali mangrak.
Titik
lokasi pekerjaan tersebut berada di Desa Pantai Mekar. Pelaksana kegiatan CV.
Taduan Humora Sejahtra dengan nama kegiatan, Pembangunan Jembatan Kantor Desa
Kampung Gaga Desa Pantai Mekar, Nilai Kontrak Rp. 2.233.202.090 dengan masa
kontrak berakhir 17 oktober 2022.
Jembatan Sekolah SDN Pantai Mekar 02
Selanjutnya,
Proyek jembatan lainnya berbeda. Proyek ini berjudul pembangunan jembatan sekolah
SDN 02 Mekar, Kampung Muara kuntul, dengan nilai kontrak Rp. 2.202.563.971 di
menangkan oleh Cv Putra Buana Mandiri dengan batas waktu Pekerjaan 17 oktober 2022.
Pekerjaan
inipun mengalami nasib yang sama pelaksanaan kegiatan melewati batas hingga
diberikan Adendum Selama 30 hari
Dikeluhkan, Gunta Ganti Tukang Tak KUnjung
Rampung
Keluhan
itu di lontarkan Ma Warni (45) yang
kediaman nya berdekatan dengan pembangunan jembatan tersebut, ia mengeluhkan
aktifitas warga juga anak sekola yang harus memutar lebih jauh lantaran
jembatan yang seakan tidak pernah selesai pembangunan nya.
“kaya
nya lama bangat, banyak orang doang berapa bulan tau tukang nya ganti yang
duluan orang sunda semua, sekarang mah deket dah orang gabus ada orang sukatani
ya namanya orang sini dah, disini mah anak – anak sekolah banyak kalau mobil
mah dari sono kemai muter,” ucap Ma Warni mengeluh.
Sementara,
Kepala Bidang Jembatan pada Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina
konstruksi (DSDABMBK) Kabupaten Bekasi Ambarusno Memaparkan, Pelaksanaan
pekerjaan Jembatan itu sudah melewati ambang batas waktu sehingga perlu ada
penambahan waktu (Adendum)
Ambar
Mengatakan, Selain di perpanjang waktunya selama 30 hari kalender dalam addendum
itu juga tertuang perubahan struktur konstruksi pada pondasi jembatan, gelagar
dan jalan pendekat, dengan demikian perencanaan konstruksi berbeda degan
perencanaan konstruksi awal.
“Ya.
Di cantumkan, Antara Lain Meliputi struktur pondasi, Gelagar Jembatan dan jalan
pendekat” jawab ambar lewat pesan singkat.
Proyek
Miliaran di wilayah bagian utara Kabupaten Bekasi ini di tenggarai gagal
perencanaan, Hal itu di sebabkan Pemkab Bekasi Melalui DSDABMBK melakukan
perubahan teknis konstruksi, dengan alasan menyesuaikan kondisi saat ini.
Kepala
Dinas SDABMBK, Hendri Lincoln di lokasi pembangunan jembatan, kamis (27/10/202)
mengatakan penyebab mangkraknya piranti penyebrang itu karena adanya perubahan
teknis konstruksi. Juga kata dia, hal itu terjadi setelah di mulainya pekerjaan
dan di dapati adanya perbedaan kultur tanah, sehingga konsultan bersama
DSDABMBK terpaksa membuat kajian ulang dan merubah teknis pekerjaannya.
“Ini
kan saya dapat laporan dari Pak Kabid ya, Bahwa adanya adnendum 30 hari
(Sebulan), adanya perubahan dari pondasi bawah yang tadinya menggunakan
boorfile menjadi tiang pancang, kenapa bisa berubah karena ada penelitian tanah
kembali, Namanya boorllof, “kata Hendri di lokasi.
“Pertama
di boorfile itu ada namanya lensa atau kerikil – kerikil nanti kalo kita
paksakan menggunakan boorfile di khawatirkan tidak mendukung konstruiksi
diatasnya, karena jembatan ini konstruksinya di atasnya, karena jembatan ini
konstruksi bukan pengerasan jadi perlu struktur yang kuat”, kata hendri
menambahkan.
Hendri
juga menyebut, pihaknya tengah membuat rubahan teknis pekerjaan dan membantah pekerjaan
tersebut gagal perencanaan.
“Tidak
bisa di bilang gagal perencanaan, karena ini sifat nya konstruksi yah. Konstruksi
itu tadi saya bilang harus kuat, kalo gagal itu misalkan dia patah atau roboh”
Papar hendri.
Apapun
alasannya terkait dengan pembangunan jemabatan yang sudah mulai di bangun dari
2017 harus nya sudah rampung, di karenakan 5 tahun adalah waktu yang cukup
lama. Dan apa bila pemenang tender tidak dapat menyanggupi harus nya tidak usah
menggambil tender tersebut.