KABARMASA.COM, JAKARTA - Genap 18 bulan atau satu setengah tahun menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran berhasil memberikan kabar baik kerja nyata pengabdiannya untuk penegakan hukum sebagai bentuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Ibu Kota Indonesia. Sejak dirinya dilantik pada tanggal 20 November 2020 lalu, sampai saat ini sederet terobosan aksi dan pemikiran terus dilakukan untuk memperbaiki kinerja dan pelayanan Polda Metro Jaya serta jajaran demi mewujudkan Polri Presisi [ Prediktif, Responsibilitas, Transparansi dan Berkeadilan ] dari sektornya yang paling mendasar.
Selama menjabat Kapolda Metro Jaya, sejumlah gebrakan dilakukannya, berawal dari pengungkapan kasus jaringan Narkoba & Narkotika International dengan penangkapan sindikat gabungan Nigeria dan Iran, membawa barang bukti 310kg sabu, penggerebekan kampung narkoba di Kampung Bahari, dan lain sebagainya sebagai bentuk komitmen kuat dirinya mengaktifkan tombol *War On Drugs* untuk upaya penyelamatan anak bangsa dan menciptakan rasa aman, nyaman bagi masyrakat Jakarta.
Diawal dan sepanjang tahun 2021 sejak dirinya mengabdi, ia menginstruksikan seluruh jajaran Polda Metro Jaya agar turut andil dalam menekan serta memutus mata rantai penularan Covid-19. Memanfaatkan masa PPKM saat pandemi, dirinya membuat terobosan yaitu menciptakan Kampung Tangguh dan Vaksinasi Merdeka, dengan bekerjasama oleh pihak Rumah Warga (RW) seluruh Jakarta sebanyak 900 titik gerai vaksinasi. Gerakan itu terbukti ampuh cepat dalam kontribusinya menciptakan *_Herd Imunity_* bagi warga Jakarta.
Bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan apresiasi kepada Irjen Pol Fadil Imran beserta jajaran Polda Metro Jaya, atas program Vaksinasi Merdeka yang digagasnya. Apresiasi disampaikan Kapolri dalam sambutannya pada acara “Malam Apresiasi Relawan Vaksinasi Merdeka” dilapangan Polda Metro Jaya. Apresiasi itu bukan tanpa alasan. Sebab, pencapaian target vaksinasi dosis pertama sudah 100 persen, bahkan dosis kedua mencapai 50 persen.
Tak hanya itu, disektor keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) menjadi fokus utama dirinya, dari pembentukan terobosan barunya dengan membentuk Tim Patroli Perintis Presisi ( Dream Team PMJ ) yang bertujuan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Jakarta. Dengan mengedepankan konsep patroli humanis kepada masyarakat, diharapkan menjadi lokomotif kehadiran yang cepat disaat masyarakat membutuhkan bantuan keamanan demi kenyamanan wilayah Jakarta.
Dari adanya sebagian oknum masyarakat yang meresahkan keamanan dan ketertiban di wilayah Jakarta. Salah satunya terdapat aksi balap liar yang dilakukan para pemuda di Jakarta, dengan mengedepankan fungsi pencegahan dan pembinaan. Kapolda Metro menginisiasi pembentukan Transformasi Balap Liar (Street Race), yang bertujuan untuk mewadahi keinginan dan hobi sebagian pemuda serta masyarakat yang terlibat balap liar illegal, agar dapat menyalurkan hobinya dengan baik dan benar.
Kinerja Polda Metro Jaya sepanjang tahun 2021 sampai 2022, memang menjadi sorotan publik. Sejumlah apresiasi pun datang dari lapisan masyarakat umumnya, dan khususnya yang tergabung dalam organisasi pemuda, mahasiswa, dan aktivis tanah air. Menurut Ketua Umum Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (INSPIRA) DKI Jakarta, Imam Maksum Amrullah, sepak terjang Polda Metro Jaya dibawah komando Irjen Pol Fadil Imran sangat sesuai dengan apa yang menjadi ekspektasi publik selama ini.
_“Irjen Pol Fadil Imran telah menunjukan keseriusan dan totalitas menjadi abdi utama bangsa dan negara diwilayah Polda Metro Jaya. Sebagai aparatur negara penegak hukum, dirinya sangat profesional, ideal, adil, dan humanis dalam persoalan menjaga masyarakat agar tetap aman dan nyaman dalam berkegiatan.”_ Ujarnya
Modernisasi Polri *_(Modern Policing)_* salah satu strategi yang diusung oleh Kapolda Metro Irjen Pol Fadil Imran untuk mempercepat terwujudnya ‘Polri Presisi’ adalah dengan memanfaatkan teknologi digital, hadirnya Polisi Virtual yang ditujukan untuk mewujudkan ruang digital Indonesia yang bersih, sehat, dan produktif terbukti membuat netizen lebih bijak dalam memanfaatkan ruang digital sebagai wahana interaksi. Dan mengedepankan fungsi preventif dengan penekanan utama kepada pencegahan serta humanisasi persuasif dalam penegakan hukum.
Moderasi Polri *_(Police Moderation)_* menjadi kebijakan Kapolda Metro Irjen Pol Fadil Imran dengan menetapkan Polsek dari hasil peremajaan junior Reserse dan Intel yang sudah lama akan dijadikan Pimpinan Polsek, yang tidak lagi mengurus perkara dan lebih mengedepankan penyuluhan serta pembinaan terbukti disambut baik masyarakat luas. Polsek diposisikan sebagai pembina masyarakat. Mereka diminta lebih concern untuk mengayomi masyarakat dan bersama dengan masyarakat dalam suasana guyub. Sehingga masalah yang timbul bisa diselesaikan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat setempat.
Lebih dari itu kebijakannya menjadikan Pimpinan Polsek dari figur Polisi Wanita (Polwan) menjadi berpengaruh dari pengamanan kota, yang menjadi komposisi warna pelengkap Pimpinan Polri dimulai dari kebijakan kesetaraan gender. Dibuktikan baru-baru ini dirinya telah melantik 28 Kapolsek terbaru, diantaranya terdapat keistimewaan ada 8 Polwan yang menjadi Kapolsek di wilayah Polda Metro Jaya. Polsek adalah ujung tombak Polri, mata tombak pembangkit ketertiban masyarakat. Bentuk komitmen dan konsistensinya dalam kesetaraan gender, untuk terus melakukan pembaruan dan warna ditubuh Polda Metro Jaya. Dengan jiwa pengayom seorang wanita layaknya seorang Ibu, dirinya yakin Polwan dapat menjadi pemimpin yang humanis dan pengayom bagi masyarakat diwilayah kepemimpinannya.
Ketua Umum Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (INSPIRA) DKI Jakarta, Imam Maksum Amrullah menambahkan, semangat Modernisasi dan Moderasi Polri adalah sepasang semangat dan harapan dari setiap kebijakan yang diluncurkan Kapolda Metro Irjen Pol Fadil Imran. Selama 18 Bulan atau satu setengah tahun menjabat sebagai Kapolda, Irjen Pol Fadil Imran telah membuktikan dirinya memang pantas mengemban amanah sebagai Tribrata Satu di Polda Metro Jaya. Segala catatan kritis mewarnai setiap langkahnya selama 18 bulan atau 1,5 Tahun ini adalah bagian dari dialektika yang memang menjadi keharusan sejarah. Tidak ada satupun perubahan di dunia ini yang tidak melahirkan kritik. Kritik adalah energy bagi seorang pemangku kebijakan agar lebih kuat dan peka dalam menghadapi perubahan zaman. Dan tidak ada perubahan yang instan, semua butuh proses. Selamat Bertugas Pak Jenderal !