KABARMASA.COM, BEKASI- Seorang mahasiswa Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi diberitakan meninggal dunia di Pegunungan Sanggabuana Karawang, Jumat, 27 Desember 2024 pukul 17.30 WIB.
Korban mengembuskan nafas terakhir saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (Dilatsat) sebagai mahasiswa pencinta alam (Mapala). Kegiatan tersebut diikuti 6 peserta dengan panitia sebanyak 10 orang Mapala senior. Panitia dalam keterangannya berbelit-belit dan berbeda-beda selain itu panitia tidak mempunyai pengetahuan penyelamatan naasnya korban meninggal dalam kondisi tubuhnya penuh luka-luka.
Kepala Kepolisian Sektor Tegalwaru, Inspektur Satu (Iptu) Atta menyebutkan, pihaknya tidak menerima pemberitahuan terkait kegiatan Diklatsar Mapala Unisma. Pihak Perhutani, melalui Asper BKPH Pangkalan, Karyana, menyatakan hal yang sama, bahwa kegiatan mahasiswa Unisma tidak dilaporkan ke Perhutani. Kabar tentang tewasnya mahasiswa Unisma Bekasi diterima PR dari anggota Sanggabuana Wildlife Ranger, Komarudin dan Debby Sugiri yang kebetulan sedang melakukan penelitian bersama mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka mendapat laporan terkait ada seorang mahasiswa Unisma tak sadarkan diri saat mengikuti Diklatsar.
Mereka baru pindah lokasi ke camp Pancuran Kejayaan. Menerima laporan itu, anggota Sanggabuana Wildlife Ranger bersama dengan 8 mahasiswa IPB 8 bergerak untuk menolong korban yang berada di jalur pendakian dengan ketinggian sekira 1000 Mdpl.
"Sesampainya di lokasi, kami menemukan korban dalam posisi tetlentang ditutupi jas hujan. Medan tempat korban tergeletak merupakan lerenggunung yang miring dan terganjal akar pepohonan," ujar Komarudin,
Menurutnya, saat timnya mengecek tubuh korban, ternyata nafas dan detak jantungnya sudah terhenti.
"Saat itu, kami melihat ada beberapa mahasiswa turun dari Gunung Sanggabuana kemudian naik lagi," kata Komarudin yang akrab dipanggil Koko.
Lebih lanjut Koko, menginformasikan salah satu rekannya pingsan. Saat itu juga tim Koko bergerak ke lokasi kejadian, namun ternyata korban sudah meninggal dunia.
"Mengetahui korban sudah meninggal, kami menunggu koordinasi dari bawah. Setalah seniornya datang, baru kami putuskan untuk mengevakuasi korban ke kampung terdekat," kata Koko. Dijelaskan, pada saat kejadian, di lokasi kejadian ada 3 panitia Diklatsar, sisanya 7 orang menunggu di bawah. "Unisma memang mempunyai basecamp di sekitar Sanggabuana tepatnya di Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru," ucap Koko.
Dari informasi yang didapat dari masyarakat, lanjut Koko, sebelum meninggal korban sempat meracau, kemudian pingsan dan ditemukan meninggal dunia, pungkasnya.
No comments:
Post a Comment