KABARMASA.COM, MALUKU- Manifesto Kiri Maluku (INDONESIA) Mengenai maluku yang bersepakat dengan pancasila.Tiap-tiap dari kita mengapa memisahkan diri dari apa yang namanya "Pancasila". Pancasila merupakan ideologi yang menyelamatkan krisis kebudayaan kemudian juga tentu krisis terhadap identitas diri pengetahuan dan budi pakerti yang sebenarnya lahir dari akar akar pohon dan tumbuh tumbuhan, sebagaimana hewan batu sungai dan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Sesuatu yang hidup tidak hanya mengurusi persoalan moral dan norma. Moral dan norma merupakan bagian kulit luar bahkan tertulis hanya sebagian dalam bab-bab mengenai hajat hidup manusia. Yang sebenarnya paling tinggi dari itu adalah budi pakerti yang baik yang sudah tertuang dalam pancasila.
Tingginya pengetahuan dan nilai nilai yang terkandung dalam pancasila masih bisa kita pertanyakan dan kita kritisi melalui pemahaman yang seharusnya bisa didapatkan apabila penalaran kita sebanding atau lebih tinggi daripada soekarno sebagai orang pertama yang katanya merumuskan dan mengusulkan pancasila sebagai asas tertinggi dalam negara. Yang sebenarnya bisa saja berlainan dengan keberadaan suatu culture masyarakat yang berkoloni atau membangun peradaban berdasarkan dan berasaskan nilai nilai filosofis yang lahir dari hutan (tanah) air (laut).
Bahkan dalam merumuskan persatuan bhineka tunggal ika sebenarnya merupakan seruan untuk bangsa atau kaum kaum tertindas yang ingin melawan penjajahan atau feodal-feodal lama dalam kerangka gotong royong ala jawa yang sebenarnya kerja kerjanya diperuntukan bagi dan untuk kerajaan dan dewa dewa yang mereka sembah sehingga jika melihat gotong royong menurut seokarno adalah sebuah perjuangan kelas pekerja untuk membebaskan diri dari sebuah perbudakan secara fisik maupun fikir.
Secara mendalam antar komune primitif jawa dan komune primitif maluku, NTT dan papua adalah berbeda satu sama lain. Maluku sendiri memiliki kepercayaan lama yang masing masing berbeda secara teori dan teologi, spiritualisme maluku merupakan hasil penalaran manusia yang sangat dinamis penuh rintangan dan tragedi mengarungi lautan selama berhari hari untuk menemukan ina mama yang tinggal di setiap pulau pulau kecil disetiap samudra yakni laut banda, seram dan arafuru yang secara cermat bisa kita ukur kualitas berlayar dan memahami laut.
Maluku yang di dalamnya masyarakat yang sangat terbuka terhadap setiap pengelana atau penjelajah yang hendak singgah maupun tinggal. Sehingga melihat maluku adalah sebuah peradaban lama yang bebas dari kolonialisme, bangsa yang kenyang dan penuh dengan keberlimpahan dan kemudahan terhadap pemenuhan hajat dan hayat hidup para koloni ini. Maluku pada dasarnya bukan belanda, bukan samawi, bukan pulak liberlaisme yang selema ini dituduh atau atau di lekatkan pada karakter individu indvidu yang sebenarnya tidak menggali nilai nilai moral, norma dan adat istiadatnya secara mendalam. Akibatnya pancasila adalah jawaban atas pertanyaan kita mengenai apa itu adat istiadat atau akal budi yang orisinil lahir dari puncak pemikiran parah tetua atau nenek moyang kita.
Pada tahapan inilah setiap dari kita bisa meninggikan budi baik kita untuk dituangkan dalam konsep dan rumusan negara hari ini. Sebab selain banyak makan, suka berjoget, bernyanyi dan demen berantem kita juga tidak hanga memiliki loyalitas. Loyalitas adalah kesetian kepada cita cita bukan pada orang atau subjek subjek lain yang tidak tau menau tentang kita bahkan tidak mengenal cita cita dalam diri kita.
Mengenai cita cita kita semua adalah makhluk yang membutuhkan kebahagiaan bersama sebagai tahapan awal mewujudkan masyarakt yang berkemakmuran dan berkeadilan tinggi.
Maka dari itulah kita hanya akan setara jika kita bisa duduk dalam ruang ruang bicara yang menjadi inti pokok pembangunan dan perancangan konsep serta gagasan membangun negara di depan mereka yang selama ini melihat timur adalah peradaban yang tidak matang dan selesai.
Indonesia bukan hanya bicara sesuatu yang terkubur tetapi sesuatu yang juga tenggelam barulah kesepakatan akan kemajukan suatu bangsa dalam satu negara bisa ditegakan setegak tegaknya. Jadi kemerdekaan adalah kemerdekaan yang berasal dari persatuan unit unit terkecil dalam kehidupan manusia sejak melalui tahapan berfikir dan mampu mengobati kebodohan secara sederhana. Pesan pesan nenek moyang kita bahwa kita tidak akan lapar di negri sendiri dan kita tidak akan kaya di negri orang jika tidak dipenuhi dengan cita-cita.
Jangan bermain main dengan cita cita wahai bung dan bing sekalian. Cita-cita adalah jalan kita melihat betapa terang benderangnya alam berfikir kita. Untuk itu, lagi dan lagi mari merebut kemenangan dan kemakmuran bersama.
Salam bagi kalian yang mencintai tanah air kalian sendiri menikmati bau hutan pekat, menikmati ubi- ubi liar, air jernih penuh dengan kehidupan kehidupan yang tersimpan di dalamnya.
Terimahkasih untuk pikiran yang terus mengarahkan dan menuntun kita menemukan cita-cita bersama yang kita idam idamkan..
Saya tulis ini sebagai seorang kiri dari timur. Sebagai insan yang membaca banyak harapan dari kehidupan kita.
Sesorang yang memiliki adat istiadat.
Sesorang yang menggali sejarah dari para tetua yang hidup dengan cerita cerita dramatis akan masa lampau.
Sepertinya rumit tapi begitulah akibat dari berfikir dan berefleksi di setiap sela sela hiruk pikuk urusan manusiawi..
Selalu ada senyuman dari perjuangan perjuangan kecil itu, tapi ini bukan tertawa yang seperti di utarakan para stand up comedian yang terus membodohi generasi ini dengan bualan bualan mengenai kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan..sayangnya saya sangat mencintai apa yang diceritakan yang sebenarnya singkat dan belum terjawab semuanya oleh nen, tet dan mama di rumah.
Tak habis habis memang cara kita menghibur dan berbahagia atas kemajuan ilmu pengetahuan dalam diri. Seperti halnya menulis sebuah peta jalan kemenangan bagi komune maluku ini..
Sebuah komune yang harus dicari tahu makna dari setiap tanda tanda yang ada.
Ini kupersembahkan bagi siapapun yang membaca tulisan ini kemudian menilai dengan suka suka, tidak suka, komentar silahkan jika penting bagikan saja tulisan ini.!!
Senang sekali apabila ada kesempatan meminum kopi kemudian bertutukar tutur mengenai kebudayaan dengan siapapun yang perduli akan kebudayaan maluku bahkan diluar daripada maluku saat ini.
karena itu bagi saya kita adalah percikan percikan dari api yang akan membakar kebodohan menjadi kematangan berfikir yang bisa kita wujudkan bersama.
Sampai disini bahkan jari-jari ini tak mau berhenti selayaknya kesadaran akan menuliskan ini..
Tabe para dewan desa, dewan adat, dewan kesenian, dewan rakyat, dewan dewan selain itu. saya hanya anak (Rakyat) desa biasa yang berusaha berfikir tentang sebuah tatanan dan tujuan hidup bersama ini dengan keras.
Selamat pagi untuk penulis. Topik yg asik, ditulis dengan menarik, ulasan tajam banyak kritik (implisit). Penggalian sejarah perlu di gencarkan, hal ini tentu saja akan menambah kekayaan serta memberikan petunjuk terhadap sejarah peradaban bangsa kita yg masih terkubur sedihnya lagi,sudah lah sejarah kita yang terkubur, sumber yang kita pakai semuanya bersumber dari tulisan Kolonial. Mudah2an, dengan tulisan ini dapat menumbuhkan semangat kita sebagai anak bangsa untuk mau menggali lebih dalam tentang sejarah bangsa ini.
ReplyDelete