KABARMASA.COM, JAKARTA - PLTU Suralaya adalah proyek yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) Tbk bersama Doosan Heavy Industry. PLTU Suralaya merupakan salah satu proyek pembangkit strategis dengan kapasitas paling besar di Indonesia. Konsorsium Hutama Karya akan mengerjakan pengembangan proyek PLTU Suralaya untuk pembangkit Jawa 9 dan 10 yang merupakan Coal Fired Steam Power Plant dengan teknologi Ultra Super Critical (USC) terbaru dan paling efisien.
Pada senin,
9 september 2024 lalu, pltu suralaya banten telah melakukan uji coba mesin.
Dengan kapasitas 2000 megawatt serta diperkirakan membutuhkan batu bara sekitar
20,444 ton/hari ini memungkinkan pltu suralaya berperan dalam pencemaran udara
(co2) sekitar 250 juta metrik ton berupa gas karbondioksida yang berdampak pada
2 wilayah yaitu Jakarta dan Banten.
Dilansir
dari Trend Asia, 10 november 2024, nalisis CREA (2023) menunjukkan bahwa hasil
dari pembakaran batu bara seperti partikel halus (PM2.5) berkontribusi pada
lonjakan polusi udara tahunan di Jakarta, termasuk yang menimbulkan dampak
buruk bagi penduduk di wilayah Jakarta dan Banten.
Hal ini
tentu akan berdampak pada konsumsi udara yang tidak sehat dan sangat berbahaya
bagi masyarakat Jakrta dan Banten. Sehingga pemerintah harus lebih dalam
mengkaji secara kebijakan dan dampaknya. Apalagi di tengah krisis iklim dan
perubahan iklim di Jakarta dan Banten pastinya pelepasan 250 juta metrik ton
karbondioksida ke udara akan menjadi bencana yang tidak ramah terhadap konsumsi
udara yang sehat sehingga berdampak pada kesehatan atau kesejahteraan publik,
di tengah isu lingkungan dan perubahan iklim yang tengah dihadapi Jakarta saat
ini.
Padahal
dalam klaim pt hutama karya dikutip dari berita perusahan www.hutamakarya.com
JAKARTA–PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mengembangkan teknologi ramah
lingkungan dalam konstruksi salah satu proyek Engineering, Procurement,
& Construction (EPC)-nya yakni
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya yang berlokasi di Cilegon,
Banten, (21/7/2022).
Direktur
Operasi II Hutama Karya, Ferry Febrianto mengatakan bahwa dalam menggarap PLTU
Suralaya, Hutama Karya mengadopsi teknologi Ultra-Super
Critical dan sistem penanganan polusi gas buang yang canggih. Teknologi Ultra Super Critical memungkinkan
pembangkit ini menghasilkan listrik secara efisien dan cost efficient karena membutuhkan jumlah batu bara dan fuel oil yang lebih sedikit dari sistem
pembangkit lainnya. Penggunaan batu bara yang lebih sedikit menghasilkan polusi
yang lebih sedikit pula, (21/7/2022).
Pada
faktanya, hal di atas tentu tidak sesuai dengan realitas yang terjadi sekarang,
di mana karbondioksida yang dihasilkan pltu suralaya mengakibatkan peningkatan
emisi udara yang jauh sangat besar terhadap pencemaran dan perubahan iklim. Hal
ini tentu sangat bertentangan dengan konstitusi pasal 28h uud nri 1945 dan uu
32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebab
dianggap abai terhadap isu kemanusiaan (human
rights) terlebih pasa isu lingkungan hidup yang sehat, serta minim kajian
terhadap pembangunan merata yang bermanfaat dan berkeadilan. Sebab melihat daya
kebutuhan energi listrik di jaringan Jawa-Bali telah kelebihan pasokan.
Sehingga pertanyaan terkait substansi pembangunan pltu suralaya untuk siapa ?
Menyikapi
persoalan ini, maka lewat Ketua Bidang Poltik dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah
Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam Jakarta (HIMA PERSIS JAKARTA) Sarlin Wagola
meminta kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia serta para stakeholder yang terlibat untuk turut serta dalam melakukan
peninjauan ulang terhadap pembangunan pltu suralaya banten yang kami anggap
jauh dari esensI dan dampak manfaat dan keadilanya terhadap masyarakat.
Harusnya
dalam konteks kebijakan pembangunan kaitanya terhadap kebutuhan dan dampaknya
pemerintah mesti lebih memfokuskan pada daerah-daerah pelosok yang masi
keterbelakangan alias masi kekurangan kebutuhan pasokan listrik, seperti di
daerah Papua, Maluku/Utara, Kalimantan dan Sumatra yang masi hidup dengan
belutan kegelapan sebab tidak mendapatkan pasokan listrik yang cukup
terlebih mereka “warga” yang rumahnya jauh dari pemukiman atau desa.
No comments:
Post a Comment