Dari pantauan media di beberapa wilayah, spanduk yang berisi penolakan tersebut tampak terpasang di berbagai kampus di Kota Batam dan ditepi jalan kota yang mencuri pandangan warga Kota Batam yang sedang melintas.
Terlihat, spanduk tersebut merespons kekhawatiran melemahnya nilai tukar rupiah saat ini yang berada di angka 16.280 per dollar AS.
Ditambah, isu Geopolitik internasional perang antara Iran-Israel dan kondisi politik nasional yang sedang memanas menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat terhadap instabilitas ekonomi politik dalam negeri yang berpotensi memicu kenaikan harga BBM, Tarif Dasar Listrik, dan PHK besar-besaran.
Salah satu warga Batam yang enggan disebutkan namanya, saat diwawancarai di lokasi itu mengatakan bahwa spanduk itu baru terlihat hari ini.
"Baru ngelihat spanduknya sore tadi, semalam pas lewat belum terlihat, gak tau siapa yang masang," ucapnya.
Menurutnya, ia turut setuju terhadap penolakan yang tercantum dalam spanduk itu. "Tentu kita sebagai masyarakat merasa khawatir terhadap melonjaknya harga kebutuhan pokok, dan BBM, itu bisa memicu PHK massal akibat daya beli menurun dan ekonomi merosot," ujar dia yang merupakan karyawan di kawasan Industri di Muka Kuning.
Sampai berita ini di rilis, spanduk yang berisikan aspirasi terhadap penolakan kenaikan harga pokok itu masih terpajang di sejumlah titik wilayah Kota Batam. (Tim-Red)
No comments:
Post a Comment