Presiden Mahasiswa PTIQ Jakarta Kritik Pemerintah Imbas Kemacetan Arus Mudik 2024.

KABARMASA.COM, CIKAMPEK - Kemacetan ketika mudik menjadi sebuah permasalahan yang tak kunjung usai di setiap tahunnya. Berdasarkan laporan dari Kemenhub, prediksi puncak mudik nasional terjadi pada Sabtu 6 April 2024 sebanyak 23,2 Juta orang (11,98%), Minggu 7 April 2024 sebanyak 23,1 Juta orang (11,94%), serta H-2 atau Senin 8 April 2024 sebanyak 26,2 juta orang (13,7%).

Kemacetan menjadi persoalan yang hingga kini terus mengimbuhi tradisi mudik lebaran. Mahasiswa menilai, penyebab kemacetan pada masa mudik itu sangat beragam dan kompleks, seperti dipicu volume kendaraan pribadi yang tinggi, masalah infrastruktur dan rencana tata ruang, hingga problem petugas dan manajemen lalu lintas.
Amatan itu di antaranya disampaikan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa PTIQ Jakarta.

Kemacetan ini mengakibatkan kendaraan terjebak di beberapa titik seperti, di tol Tanggerang-Merak menuju Pelabuhan yang memakan waktu sekitar 5 sampai 12 jam, Kemacetan di ruas Tol Jakarta-Cikampek yang mengakibatkan tol sempat ditutup untuk mengurai kemacetan dan kegagalan rekayasa contraflow di jalan tol cipali, kendaraan yang melintas bahkan terhenti tak bergerak. Hal tersebut memicu kekesalan para pemudik dan menilai pengelola pelabuhan dan pemerintah yang tidak peduli terhadap persoalan ini

Menanggapi hal tersebut, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) PTIQ Jakarta, Imran Ghifari menilai ada permasalahan yang harus ditangani secara khsusus oleh pemerintah.

Menurutnya, kemacetan yang terjadi seperti di Pelabuhan Merak sudah menjadi masalah klasik yang terus berulang dari tahun ke tahun, kemudian penumpukan volume kendaraan di jalan layang MBZ, ambrolnya jalan tol Bocimi hingga terjadinya laka lantas (contra flow) km 58 Jakarta-Cikampek, ini merupakan bukti bahwa pemerintah abai alias tidak hadir untuk melayani masyarakat, terutama umat muslim yang ingin merayakan hari sakralnya yaitu Idul Fitri dan mudik sebagai tradisi. 

Imran Ghifari menyebut masalah utamanya adalah kelalaian pemerintah yang tidak memiliki persiapan maksimal menyambut arus mudik tahun ini.

 “Persoalan ini seharusnya sudah menjadi bahan evaluasi dari tahun ke tahun.” kata Imran, Selasa (9/4/2024).

Kalau persoalan ini tidak ditindak lanjuti, menurut Imran kemacetan jauh akan lebih parah di tahun-tahun yang akan mendatang, terlebih kalau Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah terhubung.

“Bisa dibayangkan ketika Trans Jawa dan Sumatera sudah selesai, seperti apa penyeberangan di Merak- Bakauheni ini, pasti akan jauh lebih dahsyat tingkat kemacetanya,” jelas Imran Presiden Mahasiswa DEMA PTIQ Jakarta.

Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah untuk mengambil evaluasi sebagai langkah konkret dalam mengatasi masalah transportasi selama periode mudik Lebaran demi keamanan, kenyamanan, dan keselamatan para pemudik. Tindakan segera diperlukan untuk menangani masalah infrastruktur transportasi yang telah menjadi sorotan setiap tahunnya.
Share:

1 comment:






Youtube Kabarmasa Media



Berita Terkini

Cari Berita

Label

Arsip Berita

Recent Posts