BEM-Nusantara DKI Jakarta Sukses Menggelar Agenda Nonton Bareng Debat Capres 2024

KABARMASA.COM, JAKARTA- BEM Nusantara (BEM-NUS) Wilayah DKI Jakarta melaksanakan agenda nonton bareng debat capres dan diskusi terkait gagasan ketiga capres dalam balutan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geo Politik. Pada agenda tersebut dihadiri oleh Koordinator Pusat BEM Nusantara saudara Muksin Mahu dan Koordinator Daerah BEM Nusantara Wilayah DKI Jakarta saudara Pier Lailossa. Dalam agenda yang diadakan di Kafe Kopi AA Jakarta Timur, (07/01/2024).

Turut hadir pula beberapa Presiden Mahasiswa dan anggotanya yakni dari Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS), Universitas Ibnu Caldun (UIC), Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA), Universitas Bhayangkara (UBHARA), Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia (STPI), Institut Bisnis dan Informatika KOSGORO 57, serta beberapa mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM dan beberapa kawan-kawan Ikatan Mahasiswa Papua.

Dalam agenda nobar dan diskusi bersama BEM-NUS DKI Jakarta tersebut, beberapa pimpinan mahasiswa mencoba menyampaikan pandangan-pandangan mereka. 
Sebelum acara debat dimulai, Presiden Mahasiswa Universitas Jayabaya Ridho Ramdani sebagai salah satu pemantik diskusi menyampaikan bahwa "Dalam kondisi geopolitik yang sangat tidak pasti, sikap atau respon pemimpin negara terhadap masalah geopolitik sangatlah berpengaruh karena dapat menentukan arah suatu negara. Oleh sebabnya, penting untuk kita amati dengan seksama agar mengetahui kemana Indonesia akan diarahkan nantinya." 

Ditambahkan pula oleh moderator diskusi Hasan Renyaan dan Rein Lailossa bahwa semoga diskusi tersebut dapat berjalan aktif dan lancar serta diwarnai oleh pandangan-pandangan yang objektif agar lebih meyakinkan kaum muda memilih pemimpin yang memiliki gagasan yang lebih matang.

Setelah debat capres yang berjalan cukup panas ditaburi debat gagasan dan emosi, Gema Marbun sebagai salah satu pemantik diskusi menyampaikan pandangannya bahwa "Yang menarik dari debat capres ini ialah selain substansi dan gagasan, seperti biasa Pak Anies dan Pak Prabowo saling serang personal seperti mengungkit luka lama. Sedangkan Pak Anies dan Pak Ganjar cukup berkesimbangun dalam hal penguatan sistem keamanan cyber, bahkan tak sedikit Pak Ganjar mendapat konfirmasi dukungan gagasan pula dari Pak Prabowo." Menteri Luar Kampus BEM-UNKRIS ini pun menambahkan "Dari contoh kasus yang disebutkan Pak Anies bahwa Kementerian Pertahanan kena serangan cyber menurut saya adalah salah satu cerminan lemahnya sistem keamanan cyber Inonesia. Selain itu, Pak Prabowo kurang konsisten antara menyampaikan gagasannya mengambil sikap non blok dengan yang disampaikan beberapa waktu belakangan bahwa ada potensi mengarahkan Indonesia masuk ke dalam blok ekonomi BRICS."

Sedangkan oleh narasumber lainnya yakni Mantan Ketua DPM UNINDRA saudara Usman Ohoiwuy menyampaikan "Saya sepakat Cyber Security adalah suatu keharusan untuk ditingkatkan keamanannya dikarenakan banyak informasi penting yang harus diamankan dengan baik. Selain daripada itu, saya ingin sedikit mengkritisi pandangan Pak Prabowo yang lebih menekankan pada permasalahan perekonomian atau untung rugi yang dilekatkan pada geopolitik dalam hubungan internasional. Indonesia sebenarnya harus bisa pula hadir dan turut terlibat lebih jauh dan mengambil peran penting menyelesaikan persoalan bangsa-bangsa dibanding hanya menjadi followers pada forum-forum internasional, sebab berbicara hubungan internasional tidak semata-mata hanya mencari keuntungan ekonomi sebesar-besarnya untuk Indonesia." Selain itu terkait masalah kemanan, Usman Ohoiwuy juga memberikan komentar bahwa "Sudah tepat apabila Pak Prabowo setuju dengan Pak Ganjar bahwa masalah regulasi yang tumpang tindi harus diharmonisasikan dan disinkronisasikan. Selain itu, desentralisasi yang optimal untuk menyelesaikan permasalahan didaerah pun harus menjadi salah satu fokus agar sentuhan kepada keamanan masyarakat bisa dirasakan diseluruh wilayah Indonesia."

Selanjutnya pemantik ketiga yakni Presiden Mahasiswa Universitas Jayabaya menyampaikan "Menurut saya, disini Pak Prabowo luput bahwa keadaan internasional sekarang yang dipenuhi oleh eskalasi konflik militer. Sehingga, sudah saatnya Indonesia memihak pada sisi yang mana. Belum lagi konflik Natuna dan laut China Selatan apakah kita akan ke China atau Amerika? Selain itu, pastinya kita masuk dalam irisan masalah Rusia-Ukrine maupun Israel-Hamas. Kemudian juga Pak Prabowo menafsirkan imperialisme sebagai bentuk agresi militer padahal kondisi sekarang berada di neo imperialisme. Ada banyak sekali ratifikasi oleh parlemen kita dalam kesepakatan ekonomi yang sangat tidak berpihak pada masyarakat. Jadi menurut saya Pak Prabowo harus merubah pemahaman definisi imperialismenya, karena kita tidak diperhadapkan dengan imperialisme jaman dulu, namun yang jaman sekarang yang kita bicarakan." Selain itu Presiden Mahasiswa Jayabaya juga menyinggung soal hilirisasi yang ditawarkan Pak Prabowo, "Yang perlu saya sampaikan bahwa ada hal yang kurang dari hilirisasi yang dikatakan Pak Prabowo, yaitu hilirisasi mutlak dimana itu betul-betul dikuasi negara. Kalau beliau memang benar-benar berpegang teguh pada ideologinya berarti harus ada nasionalisme industri oleh negara. Yang harus kita ketahui adalah misalnya permonopolian dari biji mentah ke biji jadi itu dikuasi oleh China. Kita harus mengetahui bahwa sebuah negara tidak dibebani oleh hutang ekonomi aja, namun juga kontra politik yang menyusahkan warga negara adalah suatu masalah besar." Dan menutup argumentasinya Presiden Mahasiswa Jayabaya Ridho Ramdani mengatakan "Perlu kita ketahui bahwa Kemenhan itu adalah salah kementerian dengan anggaran yang diberikan cukup besar. Yang saya sesalkan adalah ketiga paslon ini tidak memberi solusi alternatif penggunaan anggaran ini. Misalnya, pemberdayaan SDM dalam negeri serta badan-badan riset terkait untuk memproduksi sendiri alutsista daripada hanya berfokus pada transaksi jual beli yang tidak produktif."

Dipenggujung diskusi, Pimpinan Pusat BEM Nusantara saudara Muksin Mahu pun menyampaikan beberapa pandangannya yakni "Mahasiswa harus bisa konsisten mengadakan diskusi, yang dalam hal ini jika konteksnya adalah pesta demokrasi PEMILU 2024 ialah meresponi gagasan-gagasan capres. Beda pilihan adalah hal yang wajar akan tetapi jangan sampai mempengaruhi kita untuk subjektif melihat suatu masalah. Diskusi, konsolidasi hingga aksi harus tetap dilaksanakan sebagai bentuk pengawalan hal-hal ideal. Menciptakan demokrasi yang sehat juga merupakan tanggungjawab kita kaum muda. Jangan sampai kita terprovokasi isu-isi yang memecah belah kita semua. Kita juga harus bisa mengawal agar PEMILU berjalan dengan damai dan lancar."

Dan sebagai penutup, Koordinator Daerah BEM Nusantara Wilayah DKI Jakarta saudara Pier Lailossa sebagai tuan rumah acara diskusi tersebut menyampaikan bahwa "Wadah diskusi ini kami inisiasikan sebagai laboratorium akademik untuk mendiskusikan berbagai gagasan yang ditawarkan para calon pemimpin negara kita kedepannya. Melihat keseluruhan perdebatan antar capres ini sangat disayangkan ada beberapa hal yang harusnya tidak perlu menjadi bahan konsumsi publik seperti serang menyerang diluar konteks gagasan. Pak Anis dan Pak Ganjar yang hadir dengan gagasan mereka seperti menjadikan hubungan internasional sebagai wadah pengenalan berbagai keunggulan Indonesia maupun upaya peningkatan ekonomi, budaya dan beberapa bidang lainnya serta kritikan terhadap belanja alutsista bekas pun bisa ditangkap sebagai wujud ketidaksetujuan mereka terhadap beberapa kebijakan pemerintahan sekarang akan tetapi realisasi yang lebih baik pun belum bisa kita jamin akan berjalan nantinya. Sedangkan Pak Prabowo yang hadir dengan gagasannya untuk memperkuat pertahanan negara serta mencoba mensejahterahkan nasib para prajurit, bagi kami bukan merupakan suatu hal yang istimewa karena hal itu sudah sepatutnya dilaksanakan. Dan dikarenakan Pak Prabowo pada momen saat ini sedang menjabat sebagai Menteri Pertahanan, harusnya beliau lebih banyak membahas apa prestasi baik yang telah dia lakukan dan apa yang harusnya dilakukan untuk lebih baik lagi. Apalagi ditengah banyak masalah yang memunculkan banyak tanda tanya di publik seperti perbelanjaan alutsista bekas walaupun sudah dikonfirmasi pertimbangannya berdasarkan umur penggunaan alutsistanya. Namun, perlu diketahui bahwa alutsista pastinya akan mempengaruhi optimalisasi pertahanan keamanan negara seperti menghadapi masalah jebolnya imigran rohingya, masalah papua, masalah natuna, peredaran gelap narkotika dari luar ke Indonesia dan lain sebagainya." Pungkasnya
Share:

No comments:

Post a Comment






Youtube Kabarmasa Media



Berita Terkini

Cari Berita

Label

Arsip Berita

Recent Posts