Foto : Masa Aksi
KABARMASA.COM,AMBON—Senin 27 November 2023, Puluhan Mahasiswa Kei di Ambon kembali turun ke jalan melakukan aksi damai, aksi tersebut merupakan bentuk respon terhadap beberapa persoalan yang sedang terjadi di kepualaun Kei beberapa hari belakangan.
Dalam aksi tersebut para Mahasiswa terlihat membentangkan spanduk dan beberapa pamflet yang menyerukan tentang pesan-pesan damai bagi masyarakat yang ada di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, "Kei Cinta Damai, Ain Fangnan Ain, Bukan Ain Fedan Ain".
Mereka juga meminta agar posisi perempuan di wilayah tersebut harus di hargai sebagai bentuk implementasi jati diri orang Kei yang rela mati demi batas tanah dan Saudarah Perempuan, mereka berharap komitmen tersebut bukan hanya sebatas ucapan belaka melainkan harus betul-betul direaliasiikan oleh seluruh orang Kei yang masih terikat dengan adat dan budaya yang cukup kuat.
Foto : Vat-Vat Evav (Perempuan Kei)
Aksi yang berlangsung di seputaran Bundaran Poka tersebut terpantau berjalan lancar dan aman tanpa menganggu perjalanan para pengguna jalan, mereka juga meminta agar aparat kepolisian dapat bekerja semaksimal mungkin dalam menjaga kondusifitas kamtimbnas sebagai langkah preventif dalam meminimalisir potensi kriminal dan konflik horisontal yang belakangan terjadi di Kota Tual dan Kabupeten Maluku Tenggara.
Syarif Renoat, selaku kordintar aksi, menyebutkan bahwa aksi yang dilakukan oleh Mahasiswa Kei Kota Ambon tersebut adalah bentuk daripada kepedulian terhadap berbagai macam persoalan yang sedang terjadi di Kota Tual pun juga Kabupaten Maluku Tenggara.
Selaian itu, Renoat juga meminta agar Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif selaku pimpinan tertinggi Kepolisian wilayah Maluku agar segera mengevaluasi kinerja Kapolres Tual dan Kapolres Kabupaten Maluku Tenggara, karena dinilai kurang tanggap dalam menyelesaikan beberapa masalah yang sedang terjadi di Tual dan Maluku Tenggara.
"Selain itu, aksi juga ini merupakan bentuk peringatan kepada pemerintah dan Kapolres untuk mengusut tuntas kasus kematian saudari SK yang sampai hari ini belum mendapatkan titik terang," ucap Renoat dengan penuh harap.
Berikut adalah beberapa poin tuntutan aksi tersebut :
1. Meminta kepada Pemerintah Daerah baik Kabupaten Maluku Tenggara ataupun Kota Tual agar segera mengusut tuntas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kepulauan Kei.
2. Meminta Kapolda Maluku mengevaluasi kinerja Kapolres Maluku Tenggara (Malra), AKBP. Frans Duma dan Kapolres Kota Tual AKBP. Prayudha Widiatmoko.
3. Mengecam segala bentuk tindakan kekerasan terhadap perempuan di Kepulauan Kei.
4. Mendesak Kapolres Tual untuk serius mengusut tuntas kematian saudari SK yang masih mengambang dan belum mendapatkan titik terang.
5. Mendesak Pemda dan Pemkot secepatnya membuat rumah aman untuk korban kekerasan seksual.
6. Mendesak Kapolres Malra untuk menyelesaikan konflik horizontal antar desa yang sedang berlangsung
7. Mendesak Kapolres Tual dan Malra untuk serius memberantas peredaran miras di kota Tual dan Malra.
No comments:
Post a Comment