KABARMASA.COM, JAKARTA -
Nikuba membuat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tertantang
ingin membuktikan alat bisa mengubah air menjadi bahan bakar untuk kendaraan.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Laksana Tri Handoko mengajak Aryanto Misel sebagai penemu alat tersebut
melakukan pembuktian secara ilmiah.
"Itu salah satu yang sedang kami ajak supaya
bisa dibuktikan secara saintifik. Itu dulu yang nomor satu," kata Laksana
beberapa waktu lalu.
Menurut Handoko, ia sangat mendukung penemuan
Nikuba, namun dengan syarat harus dikembangkan secara bersama bukan perorangan
guna mengoptimalkan fungsinya pada kendaraan.
"Sehingga Kalau ada penyempurnaan ya kami
sempurnakan bersama-sama karena Nikuba itu kan basiknya hidrogen, bahan bakar
berbasis hidrogen," Kalau di science kita harus berhati-hati, kita lihat
bersama-sama, lakukan pengembangan sampai terbukti secara saintifik di
komunitas ilmiah. Tapi kami dukung," ucap Handoko.
Pihak BRIN sangat mengapresiasi alat itu,
dan sudah mengetahui penemuan Nikuba yang diklaim sebagai alat yang mampu mengubah
air menjadi bahan bakar kendaraan sejak 2022. Pihak BRIN juga sudah mengirim
ahli untuk melihat karya anak bangsa asal Cirebon tersebut.
Dari hasil penelitian, Nikuba diakui perlu riset
lebih lanjut. BRIN juga siap memfasilitasi untuk pengembangan Nikuba ke depan.
Nikuba kembali viral usai TNI AD mengklaim
sejumlah pabrikan otomotif asal Italia terpincut dengan teknologi ini.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen Kunto Arief Wibowo
mengatakan salah satu pabrikan asal Italia sempat mengunjungi Cirebon untuk
melihat langsung alat Nikuba bekerja. Aryanto pun diundang ke
Kota Milan untuk mempresentasikan temuannya pada 18 Juni 2023.
Bahkan, menurut Kepala Penerangan Kodam
III/Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen pihak penyedia energi dari pabrikan
otomotif Lamborghini dan Ferrari telah mengadakan perjanjian kerja sama terkait
Nikuba.
Pihak BRIN sangat mengapresiasi alat itu, dan
sudah mengetahui penemuan Nikuba yang diklaim sebagai alat yang mampu mengubah
air menjadi bahan bakar kendaraan sejak 2022. Pihak BRIN juga sudah mengirim
ahli untuk melihat karya anak bangsa asal Cirebon tersebut.
Dari hasil penelitian, Nikuba diakui perlu riset
lebih lanjut. BRIN juga siap memfasilitasi untuk pengembangan Nikuba ke depan.
Nikuba kembali viral usai TNI AD mengklaim
sejumlah pabrikan otomotif asal Italia terpincut dengan teknologi ini.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen Kunto Arief Wibowo
mengatakan salah satu pabrikan asal Italia sempat mengunjungi Cirebon untuk
melihat langsung alat Nikuba bekerja. Aryanto pun diundang ke
Kota Milan untuk mempresentasikan temuannya pada 18 Juni 2023.
Bahkan, menurut Kepala Penerangan Kodam
III/Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen pihak penyedia energi dari pabrikan
otomotif Lamborghini dan Ferrari telah mengadakan perjanjian kerja sama terkait
Nikuba.
Nikuba mau dijual Rp15 miliar
Praktisi otomotif dari Institut Teknologi Bandung
(ITB) Yannes Pasaribu menanggapi rencana Aryanto Misel yang akan menjual alat
Nikuba senilai Rp15 miliar kepada pihak luar negeri. Namun Yannes menyarankan
Aryanto untuk tidak gegabah dengan hasil penemuannya itu.
"Mengenai harga penjualan Nikuba sebesar Rp15
miliar, tentu itu adalah pertimbangan bisnis yang juga harus divalidasi
sumbernya," kata Yannes saat dihubungi, Selasa (11/7).
Yannes menyarankan Aryanto sebaiknya memastikan
kinerja Nibuka sukses menunjang kebutuhan berkendara bukan sibuk mencari
sensasi di tengah ketidakpastian alat Nikuba.
"Logika sederhananya, jika invensi ini sahih,
mengapa penemu alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan yang bernama
Nikuba itu tidak mematenkan dulu karyanya agar kekayaan intelektualnya
terlindungi? Mengapa malah yang bersangkutan koar-koar ke media? Hal ini yang
membuat saya jadi merasa ada sesuatu yang ganjil," ucap Yannes.
No comments:
Post a Comment