HMI Progresif mengadakan diskusi terkait Kewarganegaraan dan Diaspora

KABARMASA.COM, DKI JAKARTA-Pimpinan HMI Progresif Sulaiman Yamlean mengadakan diskusi publik di cafe Sadjoe tebet timur dengan tema "Kewarganegaraan dan Diaspora" Di karenakan Penderitaan kaum Diaspora dalam status yaitu masih Warga negara Indonesia berdampak kepada sulit mengakses urusan-urusan strategis dan berteknologi tinggi, hambatan karier, kendala bepergian ke negara-negara maju, dan tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat setempat, dan dalam status diaspora pada umumnya berdampak kepada rindu tanah air Indonesia, isu ini menjadi isu strategis untuk di bicarakan kaum Milenial, sebagai anak muda saya berharap diskursus seperti ini dibudayakan.(23/07/2023).

Kegiatan diskusi ini dihadiri narasumber diantaranya, (Bagas Kurniawan) Wakil Sekretaris Jenderal bidang kewirausahaan, UMKM dan ekonomi kreatif PB HMI, (Muh Jusrianto) Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI, (Riska) Wakil bendahara Kohati PB HMI, (Rosyid Hasibuan) Ketum HMI Cabang Makassar, (Ahmad Rifai) Sekretaris Jenderal central analisis strategis.

Menurut Ketua Panitia Ken Bimo Sultoni "Acara ini merupakan bentuk kepedulian kami sebagai kader HMI terkait isu yang berkembang saat ini, kami berharap dengan adanya diskusi ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang pentingnya rasa nasionalisme dikalangan generasi milenial, selain itu kami juga mendorong pemerintah untuk mampu meongptimalkan peran dan potensi generasi muda Indonesia untuk dapat membangun negerinya tanpa harus menghilangkan kewarnegaraannya sebagai WNI" Katanya.

"Kewarganegaran sesuatu yang autentik muncul sebagai identitas dalam masyarakat modern, maka perlu civic education unt menguatkan relasi pemerintah-rakyat ttg hak dan kewajiban warga negara guna menguatkan rasa nasionalisme setiap warga negara. " paparan salah satu narsum Bagas Kurniawan, 

Sementara paparan Muh Jusrianto "Shifting berkewarganegaraan Singapura dari Warga Negara Indonesia bukan soal benar atau salah. Hal yang perlu diperhatikan adalah sisi positifnya, setidaknya bisa menjadi refleksi dari rasionalisasi mereka berpindah kewarganegaraan" tuturnya

Tentunya kita sebagai generasi milenial mendorong pemerintah agar standard of living dan quality life di Indonesia bisa ditingkatkan dan mampu berkompetisi dengan negara lain khususnya Singapura. Mulai dari education, health, transportation, salary dan lainnya.

Selain itu "Mengingat Indonesia memiliki kekayaan yang sangat luar biasa baik sumber daya alam yang bisa diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui. Itu bisa menjadi modal besar untuk meningkatkan kualitas hidup, yang pastinya harus linear dengan bagaimana kita khususnya pemerintah bisa mengelola dengan baik untuk kepentingan nasional. Ketika kualitas hidup dan keamanan di Indonesia bisa terjamin, perpindahan kewarganegaraan bisa teratasi" ucapnya

Disisi lain "WNI yang sudah berkewarganegaraan negara lain termasuk di Singapura, sinergitas kolaborasi yang berkelanjutan dengan pemerintah Indonesia terus dibangun untuk memenuhi kepentingan nasional Indonesia" tambahnya

Sementara paparan Riska wakil bendahara kohati PB HMI "Populasi diaspora indonesia yang berada di singapura signifikan meningkat 5 tahun terakhir. Ini bukan merupakan hal menjadi ancaran brain drain untuk Indonesia karena populasi kita jauh lebih banyak dibandingkan singapura. Akan tetapi ini perlu menjadi perhatian bersama, bagaimana kita menciptakan lingkungan yang baik dan taraf kehibupan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman" tuturnya

Salah satu contohnya adalah sistem pendidikan yang perlu ditata kembali agar kebutuhan pendidikan dapat diterima oleh warga negara dengan baik. Ini yang menjadi salah satu alasan kenapa generasi milenial melakukan migrasi ke singapura karena fasilitas pendidikan yang jauh lebih baik dan berkuliatas serta biaya cenderung murah. Bahkan pemerintah singapura menyediakan beasiswa sarjana kurang lebih 4 tahun di universitas ternama seperti NTU dan NUS. Setelah menempuh beasiswa pendidikan tersebut maka disediakan lapangan pekerjaan sebagai wadan untuk aktulisasi diri kurang lebih 3 tahun. Ini merupan strategi pemerintah singapura agar WNI melakukan migrasi karena telah memenuhi syarat permanent residence yaitu 2 tahun telah berdiam diri dinegaranya.  

"Banyak hal yang menjadi faktor pendorong WNI melakukan migrasi ke singapur, bisa disebabkan karena faktor lingkungan, atau faktor yang ada di negara asal, seperti budaya, agama, sosial dan ekonomi. Begitupun sebaliknya karena faktor pendorong di negara tujuan" tutupnya (Red)

Share:

No comments:

Post a Comment






Youtube Kabarmasa Media



Berita Terkini

Cari Berita

Label

Arsip Berita

Recent Posts