KABARMASA.COM JAKARTA - Jerman berencana
untuk mengirimkan kapal perangnya ke wilayah Asia Pasifik. Hal ini terjadi saat
munculnya ketegangan di Selat Taiwan dan Laut China Selatan (LCS) yang
melibatkan China.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan
dalam pidato di konferensi keamanan Shangri-La Dialog di Singapura bahwa jalur
maritim, yang dilalui sekitar 40% perjalanan perdagangan luar negeri Eropa,
harus dihormati.
"Untuk tujuan ini, pemerintah federal Jerman
mengirim fregat ke Indo-Pasifik pada 2021, dan akan kembali mengerahkan aset
maritim pada 2024," kata Pistorius dikutip Russia Today, Senin
(5/6/2023).
Mengenai jenis kapal perang yang ditugaskan, kata
Pistorius, akan terdiri dari fregat dan kapal logistik. Menurutnya, penerjunan
ini bukan ditujukan untuk tindakan provokasi.
"Sebaliknya, mereka berdedikasi untuk
melindungi tatanan internasional berbasis aturan yang kita semua tandatangani
dan yang harus kita manfaatkan."
Berlin dan Beijing merupakan dua negara dengan
hubungan perdagangan yang kuat. Namun, pengerahan kapal perang ke LCS ini
berpotensi menyebabkan ketegangan memuncak tatkala Jerman berusaha
menyeimbangkan kepentingan keamanan dan ekonominya.
Pada tahun 2021, sebuah kapal perang Jerman
dikerahkan ke wilayah tersebut untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.
Negara-negara Barat lainnya juga meningkatkan kehadiran militer mereka di
wilayah tersebut di tengah kekhawatiran tentang tujuan teritorial Beijing,
khususnya terkait dengan Taiwan.
Beijing telah menegaskan bahwa 90% LCS adalah zona
maritim eksklusifnya. Namun, sekitar tujuh tahun lalu, pengadilan di bawah
ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut 1982
dengan tegas menolak klaim teritorial Beijing atas perairan tersebut.
Meskipun demikian, China telah memasang pos-pos
militer di setidaknya tiga pulau di LCS. Beijing juga telah menempatkan
pulau-pulau itu secara administratif masuk dalam wilayah Shansa.
Bulan lalu, Beijing juga menyatakan
"ketidaksenangan yang signifikan" pada kunjungan menteri pemerintah
Jerman Bettina Stark-Watzinger ke Taiwan, yang dipandang Beijing sebagai
provinsi yang memisahkan diri.
China memang sering menegur negara-negara Barat
karena terlibat dalam diplomasi dengan para pemimpin di Taipei, yang dipandang
sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya di bawah prinsip 'Satu China'.
Dalam momen yang sama di Singapura, Pistorius
mengatakan ia telah 'menjelaskan' kepada Beijing bahwa pihaknya mengharapkan
China untuk mengakhiri praktiknya dalam merekrut mantan pilot militer Jerman
untuk membantu melatih pasukannya sendiri.
Pandangan ini mengikuti sebuah laporan oleh majalah
berita Jerman Spiegel pada hari Jumat, yang mengatakan China telah menerima
pelatihan semacam itu selama bertahun-tahun, dan bahwa pejabat keamanan di
Berlin khawatir bahwa pengetahuan militer pasukan Jerman dan NATO juga dibahas
dalam pelatihan itu.
No comments:
Post a Comment