Lantas, apa
saja yang perlu dikuasai Sarjana Hukum bila hendak meniti karier sebagai
seorang lawyer di industri jasa hukum?
“Skill yang
paling utama untuk lawyer dari kita pertama ketelitian itu sangat harus kita
miliki. Karena akan kita pakai ketika melakukan pekerjaan baik review,
riset, advice, di situ kita harus teliti dan pay attention to details,”
ujar Senior Associate Arifin, Purba & Firmansyah Law Firm Indra Prawira
kepada Hukumonline di kantornya, Jum’at (10/2/2023)
Menurutnya,
keterampilan lain yang penting terkait listening skills. Mengingat
profesi lawyer dituntut untuk dapat menyajikan nasihat hukum kepada
klien. Sebelum dapat memberikan advice tersebut, jelas harus bisa
mendengarkan terlebih dahulu permasalahan dan instruksi yang klien katakan.
Dengan begitu, lawyer barulah dapat memberikan nasihat hukum sesuai.
Kemudian skill komunikasi
juga penting. Berhubung kemampuan ini diperlukan ketika lawyer berhadapan
dengan klien maupun pada saat negosiasi dengan counter party mewakili
klien. Bila komunikasi dapat berjalan dengan baik, tentu lawyer akan
dapat mencapai tujuan dari komunikasi tersebut.
“Ada
perbedaan sebelum jadi lawyer dan setelah jadi lawyer itu. Kritis dan teliti
itu 2 hal dasar yang semua lawyer harus miliki. Karena kita harus
nge-review dokumen, analyze masalah, dan cari jalan keluar. Jadi
sudah pasti harus kritis dan teliti tidak kalah penting,” ungkap Senior
Associate SSEK Law Firm, Saprita Tahir dalam kesempatan terpisah. “Ada
perbedaan sebelum jadi lawyer dan setelah jadi lawyer itu. Kritis dan teliti
itu 2 hal dasar yang semua lawyer harus miliki.
Karena kita
harus nge review dokumen, analyze masalah, dan cari jalan
keluar. Jadi sudah pasti harus kritis dan teliti tidak kalah penting,” ungkap
Senior Associate SSEK Law Firm, Saprita Tahir dalam kesempatan terpisah.
Kemahiran
yang juga patut dikuasai untuk bisa terus bertahan dan eksis ialah terkait
kerja sama tim (teamwork). “Kita kerja tidak sendirian, tapi sebagai tim. Jadi
bagaimana caranya kita kerja sama dalam satu sinergi untuk mencapai tujuan
bersama dan skill team work itu penting banget,” kata dia.
Pasalnya,
seseorang yang tidak dapat bekerja dalam tim pada suatu firma hukum bakal
merusak flow pekerjaan. Sampai pada akhirnya bisa saja pekerjaan yang
dimaksud tidak tersampaikan ke klien dengan baik. Berkaitan dengan kerja sama
tim, komunikasi juga menjadi kemahiran yang diperlukan.
“Karena
sebagai lawyer itu kita komunikasi sama banyak pihak. Klien,
pemerintahan, juga komunikasi internal ke sesama kolega atau atasan. Itu
penting banget. Cara komunikasi memang nggak bisa sama. Kita
profesional meng-adjust skill komunikasi kita. Gaya berbicara kita itu
penting banget menurut saya.”
Senior
Associate Kartika & Rouly Law Firm Alqadri Rahman pun membagikan 3 skill krusial
yang perlu disiapkan bagi Sarjana Hukum yang hendak meniti karier di
dunia lawyering. Pertama, dari aspek hard skill secara
keilmuan. Lawyer harus dapat mendalami keilmuan hukum dan memastikan
fokus yang dimiliki. Apakah hukum pidana, hukum perdata, ataukah hukum bisnis.
Kedua,
ada soft skill seperti kemampuan komunikasi tidak kalah penting.
Menurutnya, apabila seorang menguasai hard skill dengan baik, namun
tidak dibarengi public speaking atau keluwesan berbicara, maka
nasihat hukum tidak akan tersampaikan dengan baik ke klien. Oleh karena itulah,
baik soft skill maupun hard skill harus berdampingan.
“Tetapi
kuncinya satu, mental. Karena seorang lawyer akan berhadapan dengan
permasalahan yang ada, dengan beberapa pihak. Saya pikir tidak mudah menjalani
semua. Jadi intinya 3 tadi hard skill, soft skill, dan mental. Kita juga
harus terus update. Karena hukum itu dinamis dan sangat berkembang cepat.
Terakhir, kita juga harus memperluas networking dengan teman sejawat.
Itu memang kalau mau tetap stay di industri ini,” ucap Alqadri.
Sementara
itu, Senior Associate GHP Law Firm Indira Putri pada Rabu (8/2/2023) lalu,
menyampaikan fokusnya terhadap 2 aspek kemahiran yang perlu disiapkan oleh
calon lawyer. Ialah pengetahuan hukum yang kuat disertai keinginan untuk
terus belajar.
“Karena
sebagai lawyer kita dalam praktik akan terpapar banyak isu hukum. Untuk
merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban yang mendalam. Lalu
sebagai konsultan hukum kita bakal terlibat dalam berbagai macam matter.
Keterlibatan ini dapat memungkinkan kita membangun pengalaman. Pengalaman
tersebut menjadi valuable asset bagi konsultan hukum itu sendiri di
masa depannya.”
No comments:
Post a Comment