Hal ini terjadi lantaran buntut dari pelaksanaan Forum Konsolidasi Pengurus Inti BEM SI Kerakyatan yang tidak menemukan jawaban dari problematika yang terjadi di tataran pengurus inti aliansi. Minggu (05/03/2023)
Zawata Afnan menilai problematika yang terjadi hari ini tumbuh karena arogansi dan juga ketamakan Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Kerakyatan yang ingin menyelenggarakan Musyawarah Nasional ke-XVI di Solo. Zawata menilai terjadi beberapa problematika yang hadir dari gagasan untuk melaksanakan musyawarah nasional di Solo, mulai dari problematika kesiapan kepanitiaan, kesiapan teknis, sentral konsentrasi kekuatan rezim politik, hingga penjadwalan pelaksanaan musyawarah nasional yang bertepatan dengan hari buruh internasional.
Meskipun sudah merasionalisasikan argumentasinya didalam forum, akan tetapi itu semua tidak membuat hati dan pikiran koordinator pusat tergerak – Ujar Zawata. Koordinator Pusat justru melakukan pengambil-alihan forum dan menginstruksikan dalam waktu 7x24 jam agar masing – masing wilayah dapat konsolidasi terlebih dahulu, sehingga membuat forum menjadi tidak kondusif dan tidak menemui jalan keluar dari problematika yang ada.
Mengutip dari Wiji Thukul, Zawata percaya bahwasannya Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: lawan!. Sehingga Zawata selaku Koordinator Wilayah BEM SI ACEH mengambil sikap untuk walk out dari Forum Konsolidasi Pengurus Inti BEM SI Kerakyatan yang diselenggarakan di Wisma PUTK Ciwidey Bandung, Jawa Barat dengan menyatakan sikap sikap untuk menolak pelaksanaan musyawarah nasional di Solo dan melayangkan Mosi Tidak Percaya kepada saudara Abdul Kholiq selaku Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan.
Sikap ini dengan tegas disampaikannya kepada seluruh presiden mahasiswa yang tergabung di dalam Aliansi BEM SI Kerakyatan bahwasannya Wilayah Aceh tidak akan lagi bisa diinstruksikan untuk mentoleransi penghianatan terhadap gerakan rakyat, dan Wilayah Aceh akan dengan tegas menolak keputusan Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Kerakyatan pelaksanaan musyawarah nasional di Solo yang penuh dengan kepentingan rezim politik.
Wilayah Aceh dengan tegas menolak menjadi bidak bagi para elit aliansi dan memilih untuk bersuara dengan lantang menyerukan berbagai wilayah sah yang tergabung dalam Aliansi BEM SI Kerakatan untuk mengadakan Musyawarah Nasional di tempat yang tidak penuh dengan kepentingan rezim politik yang menghianati Rakyat Indonesia.(Red)
No comments:
Post a Comment