KABARMASA.COM, SULAWESI TENGAH - Mantan narapidana kasus terorisme asal Kota Palu Abdurrahman Humaidan berbagi cerita terkait keterlibatannya dalam kelompok radikal.
Ditemui saat selesai melaksanakan sholat Isya, Ustadz Abdurrahman Humaidan atau biasa di panggil Abu Asbal berbicara terkait pengalaman keterlibatannya dalam jaringan kelompok radikal dan teroris.“Hingga dirinya ditangkap oleh tim Detasemen Khusus 88 anti teror. Sabtu (21/01/2023)
Ustadz Abdurrahman Humaidan bercerita keterlibatannya menjadi teroris akibat pemahaman agama yang sempit. Ditambah lagi referensi dan berada di lingkungan yang salah. Akibatnya dirinya gampang terpapar paham radikal.
“Ketika itu saya berfikir paham Pancasila tak sesuai dengan Al-Quran dan Hadits, dogma itu muncul akibat pemahaman agama yang dangkal, namun kini saya sudah sepenuhnya sadar, Pancasila sudah sesuai dengan Indonesia dengan beragam suku dan agama,” paparnya.
Setelah selesai menjalani hukuman penjara di Lapas Nusa Kambangan Kab. Cilacap kini dirinya bergabung dengan Yayasan Pelita Umat dan dirinya menduduki jabatan sebagai Sekretaris,namun bukan lagi sebagai Sekretaris JAD seperti sebelumnya.
Saat ini Ustad Abu Uswal juga membuka kelas Bahasa Turki secara Online, dan kelas Bahasa Arab di Masjid At-Taqwa RQIS Tinggede.
Sekitar 10 orang masyarakat yang mengikuti kelas Bahasa Arab tersebut yang diadakan setiap hari Kamis setelah pelaksanaan Shalat Magrib dan dilanjutkan setelah Shalat Isha.
Ustad Abu Asbal yang sudah ikrar setia NKRI tersebut, mengatakan bahwa dirinya tidak akan menyebarkan pemahaman radikal ditengah-tengah masyarakat ataupun kepada peserta didik kelas Bahasa Arab yang dibawakan-nya. Karena dirinya telah mengetahui kesalahan yang telah dilakukan pada waktu sebelumnya ketika dirinya bergabung dalam organisasi teroris.
Baginya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati. Dia sepenuhnya sadar dan berkomitmen kembali ke Ibu Pertiwi.(Redaksi)
No comments:
Post a Comment