KABARMASA.COM, JAKARTA – Hasil Lembaga Survei Indopol menunjukkan adanya tren kenaikan tingkat kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
Tingkat kepercayaan publik kepada Polri di bulan November 2022 ini berada di angka 60,98 persen.
“Adanya tren kenaikan kepercayaan publik terhadap Polri, yakni 60,98 persen, di mana pada sekitar tiga bulan sebelum berada di bawah 60 persen dari beberapa rilis survei,” ujar Direktur Eksekutif Indopol Survey, Ratno Sulistiyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (29/11/2022).
Menurut Ratno, ada beberapa faktor yang meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri.
Pertama, ada beberapa kasus hukum yang sudah ditangani Polri dengan cepat dan baik. Ratno menyebutkan soal kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat yang didalangi oleh Mantan Kadiv Porpam Polri Ferdy Sambo.
Kemudian, penanganan terhadap kasus penjualan alat bukti narkoba yang dilakukan Mantan Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa. Serta, penanganan kasus Tragedi Kanjurhuan, Jawa Timur.
Ratno mengungkapkan, faktor kedua adalah adanya pembenahan dan perbaikan secara internal melalui program-program untuk mengurangi persepsi publik yang negatif.
Secara khusus, ia mencontohkan soal pelayanan publik kepolisian seperti dalam pengurusan SIM dan STNK secara online maupun pengurusan SKCK.
“Selain itu adanya ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) yaitu tilang eketronik yang merupakan program untuk mengurangi tindakan tilang ditempat jika ada pelanggran lalu lintas dengan harapan tidak adanya pungli,” ujar Ratno.
Untuk diketahui, survei yang dilakukan Indopol pada 8-14 November 2022 menggunakan metode survei dan sampel dengan cara multistage random sampling.
Total responden ada 1.240 tersebar secara proporsional di 34 provinsi, dengan kriteria responden mereka yang berumur 17 tahun atau sudah menikah yang memiliki hak pilih dalam pemilu.
Margin of error dari survei tersebut sebesar kurang lebih 2,85 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Para responden terpilih dilakukan wawancara tatap muka (face to face interview) oleh surveyor yang sebelumnya telah dilatih dan responden merefleksikan laki-laki atau perempuan dan berbagai jenis profesi.
Sementara itu, quality control terhadap survei dilakukan secara berlapis yakni melalui spotcheck lapangan oleh supervisor sebanyak 30 persen dari jumlah responden yang sudah diwawancarai secara acak.
No comments:
Post a Comment