Foto: Hasran kiri, korlap Aksi Memberikan Berkas Tuntutan
KABARMASA.COM, TENGGARONG - Puluhan massa yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Peduli Desa Sepatin (Kompas), unjuk rasa depan kantor Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) menolak lahan mereka diganti dengan harga murah. Senin (17/10/2022) kemarin.
Warga Sepatin Kecamatan Anggana Kukar. Kemarin, mendatangi kantor Bupati meminta untuk lahan mereka di ganti dengan harga yang wajar. Terkait perencanaan Pembebasan Lahan empang yang akan di bebaskan oleh Perusahaan Pertamina Hulu Mahakam (PMH), mereka menilai harga yang di tawarkan tidak manusiawi.
Diakui Hasran, Korlap Aksi Kompas. "Pembebasan lahan yang diajukan PMH pada masyarakat hanya Rp.8.500 per meter. Saya menilai ini tidak sesuai mekanisme yang diatur pada UU No.2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum". Hasran juga menegaskan Pemerintah Daerah (Pemda) harus hadir di tengah permasalahan rakyatnya.
Pada aksi (17/18) kemarin, massa yang tergabung dalam Kompas diterima oleh perwakilan Kepala Bagian Pemerintahan sekretariat Kukar. Wiranto dalam penyampaiannya "Pemkab Kukar siap memfasilitasi Kompas terkait pembebasan lahan proyek PT PMH yang akan dijadwalkan ulang, sekaligus negosiasi terkait pembebasan lahan," tegasnya.
Sementara itu dalam tuntutan Kompas:
1. Meminta keadilan pembangunan kepada Presiden RI Bapak Joko Widodo, Pemkab Kukar dan PHM untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa Sepatin.
2. Menolak menjual empang termurah se-Dunia Rp8.500 per meter untuk rencana proyek strategis pengeboran minyak PT. PHM karna diduga tidak sesuai mekanisme yang diatur pada UU No.2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
3. Meminta penjelasan dan pertemuan resmi dari PT. PHM terkait rencana proyek pengeboran migas kepada masyarakat desa Sepatin.
Warga kemudian membubarkan diri setelah mendapatkan pernyataan pemerintah yang menemuinya. Mereka sepakat akan menjadwalkan ulang, Hasran selaku korlap akan terus mengawal persoalan ini hingga hak masyarakat terpenuhi.
Pewarta : Ija
No comments:
Post a Comment