Bocoran tentang sosok calon Panglima ABRI (kini Panglima TNI) sebenarnya telah muncul pada awal 1978. Seorang jenderal bintang dua menyapa para jurnalis yang sedang santai minum kopi di Hotel Indonesia.
“Wah,
nanti ada orang luar Jawa lagi jadi Menhankam,” kata perwira tinggi itu
dikisahkan Atmadji Sumarkidjo dalam buku “Jenderal M Jusuf: Panglima Para
Prajurit”, dikutip Jumat (17/9/2021).
Mendengar bocoran itu, para wartawan hanya terdiam. Tak jelas siapa dimaksud
oleh jenderal yang belakangan diketahui sebagai Benny Moerdani itu.
Atmadji menulis, Menhankam/Pangab akhirnya diumumkan. Presiden Soeharto memilih Jenderal M Jusuf sebagai orang nomor satu di tubuh militer Indonesia tersebut. Penunjukan ini dianggap sebagai kejutan.
Betapa tidak, Jusuf saat itu berada di kabinet sebagai Menteri Perindustrian. Meski berstatus perwira tinggi aktif, Jusuf telah 13 tahun tak lagi mengenakan seragam militer.
Karier tertingginya di TNI AD kala itu ‘hanya’ sebagai Pangdam XIV Hasanuddin.
Seusai terlibat dalam operasi penumpasan Kahar Muzakkar dan Andi Selle, Jusuf
justru diangkat sebagai menteri perindustrian ringan oleh Presiden Soekarno.
Jabatan sipil itu kembali berlanjut ketika Soeharto menjadi Presiden. Jusuf
masih dipercaya duduk di kabinet.
Dalam sejarah TNI, mungkin barangkali baru pertama kali terjadi jenderal yang
‘dikaryakan’ di jabatan sipil dalam tempo waktu lama kembali dipanggil untuk
dinas aktif di militer. Meski tidak menyalahi aturan (Jusuf belum pensiun dari
AD), penunjukan itu tak urung mengagetkan banyak orang.
No comments:
Post a Comment